Rabu, 27 Agustus 2008

Apa itu Memilih...?

Dalam hidup, kita sering dihadapakan pada pilihan. Proses pemilihan tersebut tentu saja membutuhkan kematangan berpikir dalam mempertimbangkan baik dan buruk dari sesuatu tersebut. Bahkan, tidak memilihpun merupakan suatu pilihan. Begitu membingungkannya makna memilih ini membuat aku sering bertanya apa itu memilih.

Akhirnya jawaban terbaik mengenai pertanyaanku itu datang dari seorang profesor yang menekuni bidang kimia organik. Jawaban yang sangat filosofis itu berbunyi memilih bermakna meyingkirkan pilihan-pilihan yang lain. Kata-kata itu pada awalnya membuatku bingung karena dalam mendefinisikan kata memilih muncul kata pilihan pada pendefinisiannya. Hal ini tentu saja tidak menjawab pertanyaanku.

Setelah aku resapi dengan ketenangan pikiran, muncul suatu titik terang atas jawaban Prof. Taslim tersebut. Memilih berarti kita menentukan pilihan yang secara langsung menyingkirkan pilihan-pilihan lainnya. Perlu keberanian untuk ”menyingkirkan” sesuatu dalan proses memilih ini. Tidak dimilikinya keberanian inilah yang menyebabkan kita menjadi ragu, sering berubah pikiran, dan sering kecawa akan hasil yang telah kita pilih. Marilah kita bersama-sama menumbuhkan keberanian dalam memilih sesuatu dan melumasinya dengan pertimbangan yang matang dan doa yang tulus karena hanya pilihan-pilihan yang selalu nampak dalam kehidupan kita. Tentukan arah dan langkahkan kaki dengan pasti....! Selamat mencoba!

Ahli Nujum

Gabungan kata “ahli” dan kata ”nujum” sebenarnya tidak memberikan arti yang begitu istimewa bagiku. Kata-kata itu hanya memberikan suatu deskripsi seseorang yang ahli meramalkan masa depan. Namun, bila kata-kata itu diucapkan oleh seorang dosen kimia analitik III pada mahasiswanya yang notabene bukan seorang peramal, maka kata-kata itu menjadi sangat berarti. Orang beruntung yang ”dikatakan” ahli nujum tersebut adalah 3 mahasiswa kimia ITS yang salah satunya adalah penulis....hehehe. Dua yang lainnya bernama Mushlik dan Dimas. Kejadian ini bermula ketika Pak Najib (dosen kimia analitik) memberikan tugas yang harus segera dikumpulkan pada hari itu juga selama jam perkuliahan kimia analitik III. Soal yang diberikan membuat hampir sebagian besar mahasiswa (termasuk penulis) mengerutkan kening, sehingga terbentuk gelombang transversal pada kedua alis kami. Batas waktu yang ditetapkan sebagai batas pengumpulan pun habis dan seluruh mahasiswa harus mengumpulkan penyelesaian tugas yang diberikan.

Ada satu keistimewaan setelah semua mahasiswa mengumpulkan hasil pekerjaanya. Ada 3 nama yang berhak memperbaiki jawaban atas soal yang diberikan karena jawaban mereka lain dibandingkan mahasiswa yang lain (baca : salah total). Ketiga makhluk tersebut sudah disebutkan di atas. Proses memperbaiki tidak membutuhkan waktu lama karena kami bertiga sudah mengetahui jawaban dari teman-teman yang lain. Hanya satu hal yang kami lupa untuk diperbaiki.....alasan atas jawaban itu.

Selang beberapa detik setelah Pak Najib membaca jawaban kami, beliau langsung mengatakan bahwa kami bertiga adalah ahli nujum!?!?!!?!

Banyak hal di dunia ini yang membutuhkan proses dalam pencapaian. Pencapaian itu berupa usaha yang cerdas teriring doa yang tulus. Banyak diantara kita yang mengabaikan faktor proses dalam pencapaian sesuatu. Banyak orang mengetahui tujuan yang hendak dicapai, namun memilih jalan/cara singkat dalam pencapaian. Pemilihan cara singkat itu tidak menjadi masalah asalkan cara itu sesuai dengan norma dan agama. Terlebih lagi cara tersebut haruslah berkorelasi terhadap tujuan yang ingin dicapai. Korelasi ini penting agar kita belajar bahwa segala sesuatu itu dicapai dengan usaha yang maksimal atau dengan kata lain ada ”harga” yang harus dibayar untuk suatu proses pencapaian. Suatu proses yang benar tentu akan menghasilkan sesuatu yang benar pula, sedangkan suatu hasil yang benar dengan proses yang salah inilah yang menyebabkan kami bertiga dijuluki ahli nujum...! Tidak ada proses pembelajaran yang didapatkan bila hanya mengacu pada hasil dan prestise, itupun yang kami rasakan bertiga. Proses pembelajaran tersebut penting untuk pematangan karakter dan menumbuhkan rasa percaya diri agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang lebih sulit lagi di masa depan. Proses menuju kemenangan itu lebih berharga dibandingkan kemenangan itu sendiri.....Semangat!!!

Senin, 25 Agustus 2008

Kimia Permukaan dan Kimia Inti

Dua mata kuliah di atas tidak bisa dianggap remeh. Jangan juga dibayangkan sebagai mata kuliah yang akan memperburuk indeks prestasi (IP). Hadapi saja dengan senyuman.......dan belajar tentunya.

Menyinggung mengenai permukaan dan inti memang memaksa kita untuk mencari batasan diantara keduanya. Batasan itu menjadi kasat mata saat kita kaitkan pada kehidupan sehari – hari. Mana sebenarnya yang merupakan bagian permukaan dan mana yang menyentuh inti permasalahan?

Banyak diantara kita yang sering melupakan esensi karena sibuk membenahi ”permukaan”. Tidak jarang pula kita mencoba menyelesaikan masalah yang justru penyelesaiannya tidak menyentuh sama sekali terhadap inti permasalahan. Contoh yang sangat sederhana yaitu saat kita membersihkan langit – langit kamar dari jaring laba – laba. Tindakan yang sering kita lakukan adalah membersihkan jaring laba – laba tersebut dengan sapu sampai bersih. Tindakan tersebut cukup baik dalam penyelesaian masalah, namun hanya menyentuh permukaan masalahnya saja. Masalah yang utama adalah mengapa sampai ada jaring laba – laba di kamar? Jawabanya tentu saja adalah karena ada laba – laba dan laba – laba tersebut cukup nyaman untuk tinggal di kamar yang jarang dibersihkan. Tindakan yang seharusnya dilakukan adalah mengusir (karena membunuh dianggap terlalu kejam) laba – laba itu dari kamar dan tidak lupa membersihkan kamar tersebut. Hal terakhir inilah yang dapat dikatakan penyelesaian masalah yang menyentuh pada inti permasalahan.

Contoh tersebut tentu terlalu sederhana bila dibandingkan dengan masalah – masalah hidup lainnya, tetapi kita selalu mencoba belajar dari hal yang sederhana menuju kepada hal yang lebih kompleks. Chayoo!!!

(NB: Tulisan ini tidak bermaksud untuk membanding – bandingkan kedua mata kuliah yang menjadi judul di atas. Terima kasih.)

Mencintai Ibu bagaikan mencintai Surga...

Judul di atas aku kutip dari puisi yang ditulis oleh seorang anak kecil. Kemampuannya menulis puisi juga dipuji oleh Taufik Ismail. Sungguh luar biasa kemampuan anak ini dalam mengolah kata – kata menjadi sangat bermakna.

Judul ini juga yang ingin aku terapkan dalam mencintai seseorang yang sangat berjasa dalam hidupku. Seseorang yang senantiasa ada dalam setiap suka dan dukaku. Seseorang yang restunya selalu aku nantikan saat melakukan sesuatu. Seseorang yang aku percaya bahwa Surga berada di bawah telapak kakinya....

Rasa cinta yang begitu dalam pada sesuatu atau seseorang melebihi rasa cinta untuk tetap berbakti pada Tuhan Yang Maha Esa seringkali berakibat kurang baik, bahkan sering menyengsarakan. Banyak hal di dunia ini yang membuat kita terlena, banyak hal juga yang membuat kita sering jatuh dalam cinta. Bagaimanapun indahnya jatuh cinta, bila rasa itu melebihi rasa cinta pada Tuhan, maka kita harus bersiap untuk mengobati luka akibat ”jatuh” tersebut. Tidak ada yang kekal di dunia ini selain perubahan itu sendiri. Aku sering terlalu mengikat diri pada hal – hal yang pada akhirnya sering membuat aku kecewa dan sedih. Semua yang ada hanya titipan Ilahi, kita jaga dengan baik tanpa keinginan untuk memilikinya selamanya. Sulit memang untuk melepaskan diri dari keterikatan – keterikatan akan hal – hal yang sifatnya duniawi karena kita dihadapkan dan berada pada suatu realitas hidup yang membutuhkan banyak pemenuhan kebutuhan. Setidaknya kita mampu untuk menjaga perasaan kita sendiri. Kita mampu untuk mengontrol keterikatan itu agar tidak melebihi rasa cinta pada Sang Pencipta.

Tentang pikiran dan energi..

Tiada hari tanpa bepikir. Berpikir positif atau negatif adalah pilihan. Semua mempunyai dampak bagi kehidupan kita. Lalu apa hubungannya dengan energi?

Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Banyak alat yang dapat mengubah energi, contohnya adalah setrika yang mampu mengubah energi listrik menjadi energi panas dan generator yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pikiran juga dapat difungsikan demikian. Pikiran dapat digunakan untuk mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain yang lebih baik. Energi negatif yang masuk selayaknya dikelola dengan baik pada pikiran, sehingga menjadi energi positif. Energi positif ini sangat baik untuk kesehatan. Tidak sedikit orang yang stress akibat tidak mampu mengubah energi yang masuk dengan pikirannya. Aku bukan orang yang tidak pernah stress, hanya orang yang selalu berusaha dengan pikirannya untuk mengubah energi yang masuk menjadi baik untuk kesehatan. Anugerah berupa pikiran ini seharusnya kita manfaatkan dengan baik. Kita gunakan tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk makhluk lain dan alam semesta.

Bukan perkara mudah untuk mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain melalui pikiran. Terkadang peran perasaan lebih dominan, sehingga sulit mentransformasikan energi yang masuk. Berlatihlah mulai dari hal yang kecil dan sederhana....Semangat!

Tentang Frekuensi dan Komunikasi


Kehidupan tidak terlepas dari energi. Salah satu rumus yang berhubungan dengan energi adalah:

E = hf ; h = konstanta Plank, f = frekuensi

h bernilai konstan/tetap, sedangkan nilai f dapat berubah-ubah. Karena energi terkuantisasi (terpaket-paket), maka terdapatlah tingkat-tingkat energi. Tingkat-tingkat energi inilah yang menyebabkan energi memiliki nilai tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, untuk mendapatkan nilai tertentu dari energi, frekuensilah yang harus diatur nilainya!

Konsep energi di atas memang cukup rumit, tapi marilah kita membuatnya lebih mudah. Kita memulainya dengan menyadari bahwa kita semua sebagai manusia memiliki energi tertentu dan oleh karenanya memiliki frekuensi tertentu. Hal ini menarik karena kita sebagai manusia, yang dianugerahkan akal pikiran, dapat mengatur frekuensi yang kita miliki. Kemampuan mengatur frekuensi ini tidak terlepas dari pengalaman dan tingkat
pengetahuan manusia itu sendiri. Contoh sederhana adalah saat kita berkomunikasi dengan orang lain.

Komunikasi verbal merupakan interaksi frekuensi antara orang yang satu dengan orang yang lain. Pengaturan frekuensi yang tepat dapat menyebabkan komunikasi terjalin lebih harmonis karena antara orang yang satu dengan yang lain berada pada tingkat
energi yang sama. Salah satu dari orang yang terlibat dalam komunikasi harus menyesuaikan frekuensinya agar tercapai suatu komunikasi yang efektif dan tidak
menimbulkan permasalahan lebih lanjut. Pengaturan frekuensi dapat dilakukan dengan cara tidak mendominasi pembicaraan, pengaturan intonasi dalam berbicara, pengaturan raut wajah dan sikap, serta masih banyak yang lainnya. Seringkali kita mendengar ada orang berceloteh, “Anak itu nggak nyambung diajak ngobrol, nggak asyik banget deh!”, hal seperti itu menunjukkan bahwa ada yang tidak sesuai dalam pembicaraan, yaitu frekuensinya berupa wawasan yang tidak sama dalam suatu topik pembicaraan. Maka dari itu berkomunikasilah dengan banyak ”tingkat energi”, sehingga wawasan kita menjadi bertambah. Gaya bicara tukang becak tentu berbeda dengan gaya bicara seorang dosen. Gaya bicara preman, satpam, orang yang bekerja di bengkel, supir truk, tukang sayur, polisi, pujangga, musisi, menteri, dan Presiden berbeda-beda. Inilah yang aku maksudkan dengan beragamnya “tingkat energi”.

Banyak permasalahan yang akhirnya muncul saat kita tidak dapat mengatur frekuensi saat berbicara/berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu permasalahan yang cukup ekstrem adalah sakit hati. Sakit hati bisa saja terjadi hanya dari mendengarkan omongan orang lain kepada kita. Lidah memang tak bertulang, namun cukup tajam
untuk menyayat hati seseorang. Ada kata-kata yang kasar yang langsung menyakiti lawan bicara, ada juga kata-kata lembut, yang walaupun diucapkan perlahan, namun bisa mengguncangkan perasaan orang lain. Kedalaman makna kata-kata itu lebih penting dibandingkan intonasi kata-kata tersebut saat diucapkan. Kelihaian kita mengatur hal-hal seperti inilah yang pada akhirnya membuat kita semakin mahir memainkan kata-kata. Banyak orang yang pada akhirnya menganggap ini adalah sebuah seni yang
dapat memengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, muncullah teknik-teknik hipnosis, teknik persuasi, dan sebagainya, yang pada intinya adalah menggunakan kekuatan kata-kata untuk merayu, membujuk, atau membuat orang lain
mengikuti apa yang kita inginkan. Dan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin mampu untuk menguasai kemampuan seperti ini. Oleh karenanya, jangan berhenti belajar!

Ada yang Hilang dari Perasaanku....

Digahayu Indonesia yang ke 63, mudah – mudahan panjang umur, sehat, sukses, dan segala keinginan tercapai....(lho?)

Hari ini memang bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 63 tahun yang lalu. Tidak terasa Indonesia telah menjadi negara yang Merdeka selama enam puluh tahun lebih. Kemerdekaan itu sendiri tentu ada batasnya. Batas – batas tersebut adalah kemiskinan, pengangguran, utang luar negeri, korupsi, dan beberapa hal lain yang membuat kemerdekaan RI belum dapat kita rasakan secara ”sempurna”. Terlepas dari itu semua, pemerintah dan segenap (bukan seluruh) warga negara Indonesia telah berusaha dengan segenap (bukan seluruh) tenaga dan pikiran untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dengan susah payah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita bersyukur atas segala kenikmatan yang kita nikmati sekarang ini.

Kata kemerdekaan berteman akrab dengan kata kebebasan. Kebebasan itulah yang mungkin dialami Pedro dan Julieta. Dua makhluk indah ini telah aku pelihara dengan kasih sayang selama hampir delapan (baca : 8) tahun lamanya. Berwarna hijau dengan corak khas pada cangkangnya masing – masing membuatku selalu rindu bertemu. Hanya sebesar uang logam seratus rupiah saat aku pertama kali membelinya di toko bernama Lautan Mas. Tanggal ulang tahunnya pun hanya berselang satu hari dengan tanggal ulang tahunku. Mudah – mudahan sang Pencuri Yang Tidak Punya Peri Kebinatangan (PYTPPK), yang telah mencuri Pedro dan Julieta diampuni dari segala salah dan khilaf. Maafkan aku yang jarang merawatmu lagi karena jarak yang memisahkan. Mudah – mudahan sekarang kalian mendapat tempat yang lebih baik setelah ”terbebas” dari kolam berukuran 3m x 1m yang terdapat di rumah. Berat memang kehilangan sesuatu yang amat kita sayangi selama hampir 8 tahun, tapi aku yakin selalu ada pelangi setelah hujan reda.


”Kita boleh menyayangi sesuatu, tapi jangan berharap dapat memilikinya selamanya.” (Papa)
Ini adalah foto-foto Pedro dan Julieta:

Dengan Titrasi tahu Konsentrasi.....


Titrasi adalah suatu teknik yang banyak digunakan ahli kimia untuk menentukan konsentrasi dari larutan tertentu. Konsentrasi itu menunjukkan jumlah zat terlarut dalam suatu larutan. Kita misalkan saja larutan tersebut adalah segelas air jeruk. Buah jeruk yang manis itu biasanya dikonsumsi tidak hanya dengan memakannya langsung, tapi juga dibuat menjadi minuman jeruk yang segar, apalagi bila ditambahkan es batu dan diminum pada saat teriknya mentari di siang hari...hemmm. Buah jeruk yang akan dibuat minuman itu tentu saja harus diperas dulu agar didapat sari jeruk. Sari jeruk itu kemudian dilarutkan ke dalam air mineral dengan komposisi/takaran tertentu. Larutan tersebut kemudian diaduk rata. Hubungannya dengan konsentrasi tadi adalah, bahwa semakin banyak sari jeruk yang dilarutkan dalam air, semakin tinggi konsentrasi larutan jeruk tersebut dan oleh karenanya menjadi semakin pekat. Kembali ke teknik titrasi, teknik ini membutuhkan kesabaran ekstra untuk mendapatkan konsentrasi yang akurat dari suatu larutan. Volume titran dari buret harus dikontrol sedemikian rupa sehingga tidak melebihi titik akhir titrasi. Pembahasan mengenai titrasi dapat dibaca dengan serius pada buku-buku kimia analitik seperti buku-buku karangan Vogel dan Underwood.

Kita tidak akan membahas teknik titrasi secara lengkap untuk menghormati Vogel dan Underwood yang telah menuliskannya dengan indah pada bukunya masing-masing. Kita akan mengupas titrasi dari sudut pandang orang biasa....biasa nongkrong...biasa maen-maen...dan biasa-biasa saja..hehehe

Volume titran pada buret dapat kita ibaratkan dengan kapasitas masalah yang ada dalam kehidupan setiap manusia. Setiap tetes titran tersebut mengarahkan kita pada penentuan kualitas diri kita masing-masing. Pengetahuan mengenai kualitas diri ini penting mengingat kita hidup dalam suatu sistem masyarakat. Setelah mengetahui kualitas diri kita yang dianalogikan sebagai konsentrasi pada titrasi, kita menjadi lebih mampu untuk menempatkan diri. Begitu indahnya makna yang terkandung dalam titrasi ini, sehingga tidak aneh bila teknik ini begitu penting bagi kimiawan pada khususnya. Marilah kita bersama-sama menghadapi setiap masalah yang muncul dengan memulainya dengan satu pikiran bahwa masalah tersebut penting untuk suatu proses pematangan diri kita menuju kualitas yang lebih baik....ceileh!

Ekstraksi Berulang Kali..

Istilah ekstraksi sudah tidak asing lagi di telinga para kimiawan, industriawan, binaragawan, dan peragawan..hehe. Banyak produk – produk minuman, kosmetik, dan obat – obatan diolah melalui proses ekstraksi. Proses ekstraksi merupakan salah satu proses dari pemisahan senyawa suatu campuran. Hasil yang diperoleh berupa ekstrak dan residu. Ekstrak tersebut yang nantinya diolah lebih lanjut untuk berbagai kebutuhan. Kita tidak akan membahas teknik – teknik dalam proses ekstraksi lebih dalam karena hal tersebut cukup diketahui oleh kimiawan saja...(”,). Hal terpenting tentang proses ini adalah bahwa suatu ekstraksi yang efektif harus dilakukan beulang kali, sehingga didapat volume ekstrak yang maksimal. Penambahan pelarutpun harus dilakukan dengan volume yang terkontrol (sedikit demi sedikit).

Hal ini cukup menarik karena banyak aktivitas manusia yang membutuhkan teknik yang sama seperti kita melakukan ekstraksi. Banyak hal yang dilakukan dengan ”sedikit demi sedikit” untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Contoh yang paling dekat dengan mahasiswa seperti aku adalah ujian semester. Memperoleh hasil yang maksimal dari ujian semester tentu saja tidak bisa dilakukan dengan sistem kebut sedinoan. Hal tersebut sama dengan pemberian pelarut yang berlebihan terhadap campuran, sehingga ekstrak yang didapat tidak begitu maksimal.

Oleh karena itu, marilah kita memulai sesuatu ”sedikit demi sedikit” dengan penuh kesabaran untuk memperoleh hasil yang maksimal. Bila kita rajin menabung, maka akan mampu membeli gunung...(lho?)

Karena Hidup Bukan Pilihan...

Aku bersyukur dapat menikmati kehidupan di alam ini. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam hidup. Suatu kesempatan yang diberikan kepada makhluk untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Ada orang yang menjalani hidup, ada yang menikmati hidup, ada juga yang menyia-nyiakan hidupnya. Apakah itu semua pilihan? Pertanyaan ini sungguh penting bagiku. Setidaknya dengan mengetahui jawaban dari pertanyaan ini membuat aku mengerti bahwa ada banyak orang yang mempunyai perbedaan pendapat tentang suatu pilihan. Terlepas dari semua itu, aku mempunyai jawaban sendiri dari pertanyaan di atas. Bagiku hidup bukanlah suatu pilihan karena hidup bukan untuk dipilih. Hidup merupakan suatu anugerah dari Tuhan yang harus dijalani dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur. Banyak hal dalam hidup ini yang menuntut kebijaksanaan manusia dalam berpikir dan menentukan pilihan karena dalam hidup banyak pilihan. Hal penting yang ingin aku sampaikan adalah bahwa hidup bukanlah suatu pilihan, tetapi dalam hidup banyak sekali pilihan. Bayangkan saja bila hidup dijadikan suatu pilihan, bisa dijalani dan dapat pula tidak dijalani. Hal terburuk dari pemikiran semacam ini adalah banyak orang yang nantinya mengabaikan pentingnya kehidupan sebagai suatu momen indah bagi umat untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada Tuhan. Hal ini nantinya berkorelasi dengan tindakan manusia menyikapi kehidupan itu sendiri. Banyak orang mengakhiri hidupnya karena menganggap remeh kehidupan. Tidak sedikit juga yang terlibat dengan tindakan – tindakan yang menurunkan kualitas hidup seseorang. Aku memang bukan orang yang paling mengerti hidup. Aku hanya seorang manusia yang begitu prihatin dengan banyaknya orang yang tidak menghargai hidupnya sendiri. Hal ini hampir dapat dibaca pada surat kabar setiap harinya. Memang banyak faktor yang menentukan perilaku seseorang. Faktor – faktor tersebut dapat datang dari dalam diri (fakor dalam) maupun dari lingkungan (faktor luar). Setidaknya dengan membangun sesuatu yang positif dari pikiran, kita mampu menciptakan suatu tindakan yang positif pula. Marilah kita bersama – sama menjalani kehidupan yang sudah dianugerahkan dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur....(Denpasar, 13 Agustus 2008)

Mengapa logam mengalami korosi?

Mengapa logam mengalami korosi?

Orang lumayan pinter : Karena logam bereaksi secara langsung dengan oksigen (O2) yang terkandung dalam udara sehingga membentuk oksida logam.

Orang awam : Korosi itu apa ya Mas? (?!?!@#)?)

Orang biasa :
Semua yang ada di alam ini ingin merasa ”nyaman”. Kita lebih cenderung suka berjalan dibandingkan harus berlari. Kita lebih merasa nyaman ketika beristirahat dibandingkan terus berjalan. Konsep ini memberi makna bahwa semua yang ada di alam ini cenderung ingin mencapai kestabilan. Begitu juga dengan logam. Logam ingin merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan mengalami suatu proses yang disebut dengan korosi. Logam dihasilkan dari suatu proses atau isolasi dari mineral / batuan logam. Logam cenderung ingin kembali ke bentuk semula setelah mengalami suatu proses pembentukan dan merasa nyaman dengan kondisi itu.

Logam saja ingin merasa nyaman, apalagi manusia yang notabene dikarunia akal pikiran oleh Tuhan. Segala usaha dilakukan untuk memperoleh kenyamanan itu. Sudah seharusnya kita senantiasa bersyukur atas karunia – Nya, sehingga hidup kita terasa lebih ”nyaman”....(”,)

Surat Cinta Anak Kimia Fisik (KF)

Teruntuk Levine (dari Atkin)



Reaksi ini telah lama berlangsung dalam tabung hatiku

Bergejolak pada tekanan dan temperatur yang terus berubah

Entah endotermis atau eksotermis

Mustahil ku dapat mengukur entalpinya

Ini semua karena satu hal...dirimu

Tak kunjung datang kesetimbangan yang kuimpikan

Tak kunjung hadir senyum indahmu yang memberikan energi maksimum

Derajat ketidakteraturanku meningkat

Reaksi bergeser tak tentu arah...

Mungkin ini baru awal

Dari satu bukti adanya vibrasi diantara kita

Bukti bahwa hatiku berotasi terhadapmu

Kuberharap ada satu adhesi diantara kita

Agar terbentuk suatu polimer cinta yang sangat indah

Paduan dari banyak proses yang berliku...

It’s just about me….

Aku orang yang simpel. Satu hal yang paling aku banggakan dalam hidup adalah aku memiliki seorang ibu yang sangat cantik di dunia ini. Tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya. Tidak ada orang lain yang seperti dia…

Laut adalah pemandangan yang paling aku sukai. Aku menaruh perhatian yang sangat besar pada setiap hembusan angin laut dan deburan – deburan ombak. Warna biru selalu membuatku berada pada tingkat energi maksimal, penuh percaya diri, dan penuh ketenangan.

Aku percaya bahwa pada setiap masalah memiliki jalan keluar. Prinsip yang aku pegang tentang masalah adalah masalah muncul karena dipermasalahkan...! (Mami). Hidup itu penuh keajaiban. Semua terkontrol oleh suatu energi yang Maha Besar, yang tak ada seorangpun dengan energinya dapat menandingi – Nya.

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang aku cari dalam hidup ini. Kebahagiaan itu sudah melekat dan tidak terpisah dari diriku. Yang ada hanyalah ketidakbahagiaan terkadang menyelimuti kebahagiaan itu sehigga tidak dirasakan secara maksimal. Usaha – usaha untuk menyingkirkan segala ketidakbahagiaan itulah yang aku lakukan sampai sekarang ini.

Prinsipku tentang hidup adalah mengalir bagai air. Kata – kata yang sederhana, tapi memiliki makna yang dalam buatku. Terkadang sulit mengalirkan begitu saja sesuatu yang melekat erat dalam pikiran. Terkadang sulit melepaskan rasa ingin memiliki sesuatu. Terkadang juga ingin memberontak terhadap sesuatu yang tidak sesuai keinginan. Prinsip yang sesuai untuk seorang anak plegmatis.....