Selasa, 29 Maret 2011

Seperti Hadirnya...


Ada yang hadir,
Saat tatapanmu membuat darahku berdesir
tak tentu arah..
Ada yang hadir,
Saat senyumanmu itu menggetarkan sesuatu
dalam dadaku..
Entah bagaimana sesuatu itu hadir,
namun begitu tiba-tiba,
seperti menunggu saat pikiranku sedang tak sigap..
begitu mudahnya sampai-sampai tulang-tulangku
tak mampu menahannya.

Kehadiran yang sangat sederhana, namun bermakna,
seperti kehadiran semilirnya angin
yang sedari tadi ditunggu rumput-rumput hijau,
seperti hadirnya sinar matahari yang mengangkat perlahan
embun bunga melati,
seperti lembutnya alir air yang membasuh tubuh batu-batu kali
seperti hadirnya lengkung pelangi sebagai senyum langit kepada bumi
begitu sederhana, seperti berbicara,
dengan suatu bahasa yang tak mudah ditafsirkan
hanya dengan logika

Tak ada dayaku untuk menahannya hadir
Karena menahannya sama saja menyiksa hatiku sendiri
Terlampau menguras energi
Waktu pun terbunuh percuma
Kubiarkan saja mengalir memenuhi tempat yang nyaman baginya
Dan pada akhirnya tercurah sebagai hal-hal indah
yang dapat kau pandangi, dapat kau sentuh,
dan kau kan dapati diriku dan dirimu tersenyum kepadanya. Itu saja.

Sabtu, 19 Maret 2011

Ada Saatnya


Ada saat ketika kita mulai menyadari
bahwa waktu telah mewujud menjadi sebuah roda kehidupan
yang sangat besar, yang berputar sangat pelan,
detik demi detik, menggilas hati,
hingga mati rasa, lunglai tak berdaya
Tak peduli sudah seperti apa wujudnya
Tak peduli berapa banyak air mata yang tertumpah dan terjatuh
Tak peduli betapa rasanya ingin berteriak,
namun tak cukup tenaga dimiliki...

Begitu angkuhnya, namun tetap saja dia berjalan,
sekalipun kita berusaha berteriak berhenti berulang kali
Semua beban bergeliat tak tentu geraknya,
namun pada akhirnya mereka kompak menyerang otak,
sehingga tak ada lagi ruang bagi pikiran jernih untuk bersemayam
Penat, gelap, sesak.....namun terasa dekat....dekat sekali...
tak pernah merasa sedekat ini
hingga sekujur tubuh merinding dan getarannya menyingkirkan
apapun yang tak seharusnya hadir bagi hati yang sedang tumbuh
Kemudian getarannya semakin mereda, perlahan berkurang,
hingga hilang entah kemana,
menyisakan hati dengan wujudnya yang baru, yang lebih kuat dari sebelumnya,
dan roda itu terus saja berputar, namun tak terasa lagi gilasannya.

Surabaya, 19 Maret 2011