Seperti yang sudah saya katakan
beberapa hari sebelumnya, saya akan menulis sebuah catatan berjudul “Jagang of
Happiness”, syukur hari ini bisa terealisasi. Terimakasih banyak kepada
teman-teman semua yang telah berpartisipasi memberikan komentar-komentar yang
sangat positif dan inspiratif tentang makna kebahagiaan dan hal-hal apa saja
yang membuat kebahagiaan itu muncul dan mewarnai kehidupan. Saya banyak belajar
dari komentar-komentar tersebut. Komentar-komentar tersebut juga menandakan
bahwa teman-teman tahu apa yang bisa membuat diri berbahagia. Itu hebat. Dan
catatan sederhana ini mudah-mudahan bisa menjadi teman bagi rasa syukur kita
dalam menikmati segala karunia yang hadir.
Happiness atau kebahagiaan memang
tidak bisa lepas dari rasa syukur. Siapapun yang bisa bersyukur, dia
berbahagia, terlepas dari apapun yang dimiliki dan dialami. Tentu saja, semakin
baik yang kita miliki dan semakin sesuai kejadian yang kita inginkan dengan
kenyataan, kita akan semakin bersyukur, dan itu berarti kita akan semakin bahagia
atau merasa senang. Ada satu kalimat yang saya sukai dari komentar teman-teman
tentang kebahagiaan, bahwa “Kebahagiaan Itu Sederhana”. Waw..saya sangat setuju
dengan itu. Wujud kebahagiaan itu memang sederhana, bisa terkandung dalam hal
apapun, sekecil apapun, seringan apapun, semudah apapun. Namun, banyak dari
kita, termasuk saya sendiri, belum bisa merasakan kebahagiaan setiap waktu,
walaupun saya tahu bahwa kebahagiaan itu sederhana. Kebahagiaan memang selalu
sederhana, namun terkadang, kerumitan pikiran kita sendiri yang menyebabkan begitu
sulitnya mengakses sesuatu yang sederhana tersebut. Ketika pikiran kita mulai
sederhana, mulai tidak disibukkan oleh begitu banyaknya tuntutan, mulai bisa
melihat keindahan anugerah yang kita terima melalui orang-orang yang masih
kurang beruntung hidupnya, mulai bisa keluar dari masalah yang sebelumnya
menghimpit, kita mulai bahagia. Poinnya, kebahagiaan selalu sederhana, pikiran
kita yang terkadang rumit.
Karena kebahagiaan selalu
sederhana dan pikiran kita terkadang rumit, maka kita harus punya sesuatu yang
selalu sederhana. Sesuatu yang sederhana inilah yang nantinya menjadi kunci
bagi kita untuk mengakses kebahagiaan, serumit apapun pikiran kita pada suatu
waktu. Sesuatu yang sederhana ini saya namakan “JAGANG” atau tiang penopang. Jagang
itu bisa disamakan seperti “standar sepeda atau standar sepeda motor” yang
membuat sepeda atau motor tersebut tetap bisa berdiri ketika tidak sedang
digunakan. Pada umumnya terbuat dari besi, dan ukurannya tidak terlalu besar.
Fungsinya menopang keseluruhan tubuh sepeda motor. Namun, karena bentuknya yang
sederhana, seringkali kita tidak terlalu memberi perhatian. Jadi, jagang dalam
catatan ini bisa diartikan sebagai sesuatu yang sederhana, namun bermakna dalam
menopang keseluruhan kebahagiaan kita.
Seperti standar sepeda motor yang
“menempel” pada bagian bawah motor, jagang kebahagiaan kita juga harus menempel
pada diri kita, bukan orang lain. Jadi, jagang kebahagiaan kita adalah milik
kita, “menempel” dengan diri kita, berada dalam kontrol kita, bukan orang lain.
Kita bebas menentukan jagang kebahagiaan kita sendiri, yang bisa saja berbeda
dengan orang lain, namun pastikan jagang itu “melekat” dengan diri kita dan
dapat kita kontrol sepenuhnya. Kita bisa berbahagia jika seseorang berbahagia, namun
kita tidak bisa memastikan dan mengontrol kapan seseorang itu berbahagia.
Selama orang tersebut belum atau tidak berbahagia, selama itu pula kita sulit
mengakses kebahagiaan. Hal itu karena kita meletakkan penopang kebahagiaan kita
pada orang lain, bukan pada diri kita sendiri. Penopang kebahagiaan kita sangat
dipengaruhi oleh orang lain. Apakah itu salah? TIDAK! Itu bagus, merasa ikut
berbahagia saat orang lain berbahagia itu sangat manusiawi. Namun, akan lebih
baik lagi bila kita juga memiliki jagang kebahagiaan yang melekat dengan diri
kita, hanya diri kita, apapun kondisinya di luar sana.
Ketika kita berbicara sesuatu
yang ada di luar diri kita, apapun bentuknya, kita harus menyadari bahwa ada
sesuatu yang bisa kita kontrol, ada juga yang tidak. Meletakkan penopang
kebahagiaan di luar diri kita itu berarti kita harus kuat dalam penerimaan.
Kita harus siap menerima bahwa yang terjadi tidak selalu sama bentuknya seperti
apa yang kita inginkan. Bila kita selalu siap, itu bagus, luar biasa, bila
tidak?? Itulah mengapa saya menyarankan agar kita juga memiliki jagang
kebahagiaan yang melekat dengan diri kita. Sebagai contoh, seseorang mengatakan
dirinya berbahagia bila sudah berpenghasilan 5 juta rupiah. Itu berarti, saat
ini penghasilannya belum mencapai 5 juta rupiah, dan itu berarti pula berapapun
penghasilannya, bila belum mencapai 5 juta rupiah, dia belum berbahagia.
Padalah, setiap detik kehidupan kita ini anugerah, dan dia hanya bisa
mensyukuri keadaan ketika penghasilannya 5 juta rupiah. Begitu banyak nikmat
yang disia-siakan. Contoh lain, saya akan berbahagia bila ibu saya berbahagia.
Sungguh mulia, saya juga ingin membahagiakan ibunda saya. Namun, ada satu
kelemahan pada penopang kebahagiaan seperti itu, saat ibunya merasa tidak
berbahagia, seketika itu juga dia tidak berbahagia. Dalam proses membahagiakan
ibunya, dia tidak bahagia sampai ibunya bahagia. Yang menjadi masalah
selanjutnya adalah kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang menjadi
kebahagiaan orang lain, kita hanya bisa berupaya mewujudkan apa yang orang lain
inginkan. Contoh yang lain lagi, bahagia itu ketika saya bisa bersantai
memandangi langit sore dengan rintik-rintik hujan. Kalau suatu sore langit
panas menyengat?? Poinnya adalah “gantungkan juga kebahagiaan di dalam diri,
jangan hanya di luar diri”. Keep it simple. Sederhanakan kebahagiaan kita dan
pastikan berada dalam kontrol kita. Dengan begitu, kita akan mudah mengaksesnya.
Jadi, buatlah jagang of happiness
kita masing-masing. Pastikan sangat MUDAH, sangat SEDERHANA, dan berada DALAM
KONTROL kita. Jadikan hal-hal di luar diri kita PENAMBAH, PELENGKAP, dan
PENYEMPURNA kebahagiaan kita. Misalnya, ketika saya bisa bersyukur, dalam
kondisi apapun itu, seketika itu juga saya berbahagia, dan saya akan LEBIH
BERBAHAGIA bila saya bisa memeluk dan membahagiakan orang tua saya. Contoh
lain, saya berbahagia ketika saya bisa menarik dan menghembuskan napas dengan
baik, saya berbahagia ketika saya memutuskan untuk berbahagia, saya berbahagia
ketika saya masih bisa menyunggingkan senyum, saya berbahagia ketika
saya....dan....dan....(silakan diisi sendiri). Banyak hal yang bisa membuat
kita bahagia, teman-teman. Mudah-mudahan kita senantiasa bisa mensyukuri
anugerah dalam kehidupan kita, mudah-mudahan kebahagiaan selalu mengiringi
setiap langkah kita dalam hidup. Amin.
Sekarang, ijinkan saya untuk
mengetahui JAGANG of HAPPINESS yang teman-teman miliki dengan menulis komentar
pada catatan ini. Ijinkan banyak orang terinspirasi dan termotivasi dengan JAGANG
of HAPPINESS teman-teman semua. Selamat hari Sabtu, selamat berakhir pekan,
selamat berbahagia...(“,)
Surabaya, 3 Nopember 2012