Penampilannya sederhana. Saya bertemu dengan lelaki ini sekitar 2 tahun yang lalu ketika sedang di Mataram. Namun, apa yang dikatakannya ketika itu masih 'membekas' di ingatan saya sampai sekarang. Kami berbincang-bincang tentang banyak hal di tempat kerjanya, sampai akhirnya dia menceritakan tentang ilmu kebatinan yang dia miliki. Ketika itu, saya tidak terlalu tertarik dengan ilmu seperti itu. Dia bercerita pernah bertarung dengan orang sakti inilah, orang sakti itulah, di alam ini dan itu. Saya hanya mendengarkan saja, karena tidak paham mau mengomentari apa. Sambil bercerita, tangannya lihai sekali mengerjakan pesanan saya.
Setelah ceritanya selesai, dia berkata begini, "Saya sebenarnya sudah tidak mencari apa-apa lagi dalam hidup ini, Mas. Apa yang mau dicari kalau semuanya sudah ada?! Saya bekerja untuk keluarga, untuk memberi contoh kepada anak saya bahwa dalam hidup, kita harus bekerja. Saya menjalaninya dengan santai saja, dan yang penting senang." Jeda beberapa saat, dia melanjutkan lagi, "Kita itu seperti tivi yang punya antena, Mas..ada channel-channelnya. Kalau Mas suka olahraga, akan ketemu orang-orang yang suka olahraga. Kalau suka musik, akan ketemu orang-orang yang suka musik juga. Dan kita bisa atur...kita mau ketemu orang seperti apa, tinggal diatur aja 'channelnya'. Hidup ya kaya gitu. Sampean masih muda, kalau mau menikmati hidup, gilai sesuatu." Logat jawanya tidak hilang, walaupun tinggal di Mataram.
Senyumnya terkembang mengakhiri nasehatnya. Untuk orang berusia 40 tahun, dia terlihat awet muda. Saya tidak hanya kagum dengan kebijaksanaanya, tapi saya bahkan hampir tidak percaya bahwa kata-kata itu bisa keluar dari seorang lelaki pembuat stempel, yang ruang kerjanya berukuran 2 x 2 meter. Sungguh wawasannya melampaui ruang kerjanya. Tidak semua guru ada di ruang kelas..kita bisa menemukan dimanapun, selama kita 'mengatur channel' untuk melihat dunia sebagai tempat belajar yang asyik, dan setiap orang akan terlihat hadir untuk memberikan pelajaran-pelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar