Hidup bukan tentang perjalanan kaki, tetapi perjalanan hati. Bukan tentang yang paling cepat, tapi yang paling dekat.
Minggu, 18 Juli 2010
Titipan pagi
Setetes embun pagi ini membawa memoriku jauh terbang
menembus dimensi yang paling angkuh, waktu,
dan dimensi yang selalu membingungkan, ruang..
Masih teringat jelas senyuman itu..
Peluk hangat itu..
Tatapan sayu itu..
Kecup sayang itu..
dan teriakan-teriakan di siang hari yang bolong itu..
Masih terekam dengan sempurna
bagaimana kulit pahaku memerah karena aku tidak dapat mengeja kata
dengan baik..
kemudian telinga kiriku pun memerah karena aku tidak ingin tidur siang
dan memilih bermain bersama teman-temanku, waktu itu..
Itu semua karena cubitan kecilmu, yang semakin kecil, semakin sakit, sungguh..
Tentu saja aku tidak dapat melupakan aroma masakan di dapur kita
yang pengap itu..
Dan aku tidak pernah tahu rahasia bumbu yang lezat itu
Sampai pada akhirnya aku menyimpulkan sendiri,
bahwa bumbu rahasia itu adalah cintamu kepadaku,
kasihmu kepadaku..
Kini aku mulai tidak percaya kepada semua orang, tanpa kecuali,
yang mengatakan bahwa cinta itu buta, sungguh..
Engkau mengajarkan bahwa cinta itu tulus...itu saja, tanpa kecuali
Dan kini, entah ini takdir atau nasib, aku terpisah jauh darimu,
namun kutitipkan senyumku pada sinar mentari
dan pelukan hangat pada semilir angin yang berhembus
pagi ini..
Pagi ini saja dulu, Bunda...esok lagi.
Gresik, selsurya.blogspot.com, 18 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
:(
BalasHapus:(
Terharuuuuuuuu maaassss.....................