Adalah sebutir biji. Ia memiliki rasa ingin tau yang kuat mengenai bagaimana hutan tercipta. Ia tidak cukup pengetahuan untuk menjawab rasa ingin tahunya itu. Maka ia pun memulai pengembaraannya untuk mencari jawaban.
Dalam perjalanannya ia belajar satu per satu pengetahuan yang bisa ia pelajari, dimulai dari ilmu tanah, ilmu air, dan ilmu udara. Ia sekarang mengerti bahwa di sekelilingnya ada tanah, air dan udara. Dan ia tau fungsi mereka masing-masing. Namun pengetahuan ini belum cukup dalam menjawab bagaimana penciptaan hutan.
Ia melanjutkan perjalanannya. Ia memperluas pengetahuannya. Si biji mempelajari ilmu lain seperti ilmu iklim, cuaca, juga ilmu kelangitan, seperti cahaya matahari, bulan, bintang. Sekarang ia tahu apa fungsi dari masing-masing komponen itu dan bagaimana hubungannya antara satu dan lainnya. Ia juga paham bagaimana semua itu berhubungan dengan tanah, air, dan udara.
Si biji sekarang menjadi biji yang pintar dan terpandang. Ia sudah layak mendapatkan gelar biji yang berilmu tinggi. Ia paham dengan baik apa yang terjadi pada alam di sekelilingnya. Namun pengetahuannya ini yang telah dipelajarinya selama bertahun-tahun masih belum mampu menjawab keingintahuannya mengenai bagaimana hutan tercipta.
Beberapa tahun lamanya kemudian, si biji masih ingin tau bagaimana hutan tercipta. Tapi ia tidak tau harus belajar apa lagi. Dan ia tidak punya tempat untuk bertanya. Hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Sampai suatu hari ia bertemu sebatang pohon tua yang besar.
Ia pun bertanya kepada sang pohon besar, "Wahai pohon tua besar yang bijak, apakah engkau tau bagaimana hutan tercipta? Sudikah kau menceritakannya kepadaku?
"Sang pohon besar memandang ke bawah ke arah si biji. Ia berkata, "O biji, berhentilah bergerak, dan duduklah diam di sampingku."Si biji menuruti apa yang dikatakan oleh pohon besar. Ia duduk berdiam diri di samping pohon besar itu.
Sehari, seminggu, sebulan pun berlalu, biji tetap duduk diam tidak bergeming. Perlahan-lahan mulai terjadi perubahan pada dirinya. Biji mulai ditumbuhi akar kecil, yang kemudian membesar dan menjalar menembus tanah. Tubuhnya meninggi karena batang yang tumbuh keluar dari tubuhnya. Daun pun muncul dari batangnya. Ia merasakan cahaya matahari masuk ke dalam tubuhnya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Dulu ia hanya tau mengenai cahaya, namun sekarang ia bisa merasakannya mengalir melalui daun dan seluruh tubuh. Ia merasakan akarnya yang menyerap zat-zat mineral dari dalam tanah ke dalam tubunya. Ia pun semakin tumbuh. Semakin besar, dan besar.
Bertahun-tahun sudah berlalu, si biji sekarang bukanlah sebuah biji lagi. Ia telah menjadi sebatang pohon yang sangat tinggi besar, berbatang banyak, dan daun-daunnya yang rimbun. Sekarang si biji mengerti bahwa selama ini ia sudah berada di dalam hutan. Dan ia sekarang mengerti bagaimana hutan itu tercipta.
Si biji mengerti. Ia lah hutan itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar