Hidup bukan tentang perjalanan kaki, tetapi perjalanan hati. Bukan tentang yang paling cepat, tapi yang paling dekat.
Sabtu, 19 Mei 2012
Tetap Mengalir..
Air...
Danau...
Sungai...
Parit...
Laut...
Selokan...
Kolam...
Sumur...
Bak...
Air...
Hujan...
Seni...
Limbah...
Ketuban...
Suci...
Awet muda...
Bah...
Air...
Asin...
Manis...
Tawar...
Air...
Biru...
Hijau...
Merah...
Bening...
Tetaplah air,
Mungkin berguna, mungkin tidak,
Namun, tetaplah air..
Yang ada saatnya nanti berpelukan di samudera,
saling bersapa dalam awan,
kemudian kembali mengisi celah-celah bumi.
Terus mengalir, sekalipun mata menangkapnya tergenang,
merembesi dinding tembok, menyelam dalam tanah, berusaha mencari celah,
untuk sampai di tempat yang serendah-rendah dan seluas-luasnya
Serendah-rendah dan seluas-luasnya
Mengikhlaskan dirinya kepada matahari
untuk mencapai tempat yang setinggi-tinggi dan seluas-luasnya
Setinggi-tinggi dan seluas-luasnya
Air tetaplah air
yang namanya beraneka tempat, rasa, bau, dan warna
Beraneka karena belum sampai
di tempat yang serendah-rendah, setinggi-tinggi, dan seluas-luas
hanya karena masih di tempat yang kecil..
ya, tempat yang kecil
sehingga persepsi belum sepenuhnya menyentuh esensi
masih sulit bagi logika untuk melepas kerinduan dalam rasa dan dalam rupa
Dan dalam semua keterbatasan ini,
aku hanya ingin melihatnya terus mengalir..terus mengalir..
menyehatkan alam semesta
Seperti hidup yang terus mengalir..
Namun, terkadang terasa lambat karena berat
Mungkin karena berdiam diri di satu tempat untuk terus melawan arus,
tidak berpindah ke tempat lain, mencari arus yang sesuai untuk mengalir..
Mengalir..alir...air..Itu saja.
Surabaya, 19 Mei 201
Gambar dikutip dari: http://dailyvibrations.blogspot.com/2012/03/lets-talk-about-water.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar