Cinta
tetaplah cinta, mengalir dalam setiap karya. Sekalipun pelukis
memaknainya melalui kanvas, pujangga memeluknya dengan kata-kata, dan
musisi memesrainya dalam nada.
Cinta tetaplah cinta, sekalipun
tidak tersabda, hanya kau kulum dalam senyuman. Tidak berkurang maknanya
bila hanya itu yang bisa diberi dan kau mengerti. Seperti dedaunan yang
mengerti tumbuh dan menyejukkan bumi, air yang mengerti mengalir dan menyegarkan dahaga, matahari yang mengerti bercahaya dan menghangatkan raga.
Cinta tetaplah cinta, baik dalam keramaian maupun keheningan.
Keberadaan yang menggetarkan. Eksistensi dalam vibrasi. Sekian lama
engkau dan aku mencari, dengan berjalan dan berlari. Hingga akhirnya
sama-sama mengerti bahwa cinta tidak kita miliki...karena engkau, aku,
dan kita semua adalah cinta itu sendiri.
Surabaya, 14 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar