Hidup bukan tentang perjalanan kaki, tetapi perjalanan hati. Bukan tentang yang paling cepat, tapi yang paling dekat.
Jumat, 27 November 2009
Catatan Kecil tentang Sebatang Pohon..
Mataku terpaksa memandangi sederetan pohon yang tumbuh di tepi jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, ketika sedang melaju dengan sepeda motor. Terpaksa karena hanya itu pemandangan yang cukup membuatku merasa damai di tengah hiruk-pikuk keramaian kota metropolis. Sebenarnya, tidak terlalu banyak juga pohon yang tumbuh, tapi cukuplah untuk sekedar memberikan asupan oksigen yang berarti bagi paru-paruku. Masih bisa bernapas sampai sekarang adalah anugerah yang sangat luar biasa.
Di musim hujan seperti ini, kehadiran pohon sangat berarti sebagai penyerap air hujan yang sampai ke tanah, sehingga diharapkan tidak ada kelebihan air yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Kemampuannya mengolah karbondioksida menjadi oksigen dapat memberikan manfaat berarti bagi makhluk hidup lain. Kelebihan gas karbondioksida ini dapat memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan karena dapat menimbulkan pemanasan global (global warming). Itulah sebagian manfaat dari kehadiran pohon bagi kehidupan makhluk. Pohon, yang kita lihat diam, tanpa ekspresi, dan tenang, memberikan satu manfaat besar bagi kita. Tidak ada kesombongan, yang ada adalah keikhlasan memberi. Ketenangan pohon ini memberikan aku inspirasi. Ada kalanya ketika kita harus diam, tak berbicara, namun tetap memberikan manfaat yang berharga bagi orang lain. Ini patut kita tiru agar pintu keikhlasan berkorban dalam hati terbuka secara perlahan.
Pertumbuhan sebatang pohon mengikuti cahaya matahari, namun akarnya menyusuri tanah yang dalam. Tumbuh mengikuti cahaya, namun akarnya kuat mencengkeram bumi. Seperti itulah kita seharusnya. Menimba ilmu mengikuti cahaya-cahaya kebenaran, namun tidak serta-merta melupakan asal-usul kita, suatu tempat awal dimana kita tumbuh. Kekokohan sebatang pohon dapat terlihat dari ketinggian pohon itu dan kedalaman akar yang menyangga tubuhnya. Dalam pertumbuhan sebatang pohon, ada kalanya ranting-ranting tua patah dan tergantikan ranting-ranting baru. Daun-daun yang telah layu menggugurkan dirinya dan diganti daun-daun yang lebih segar, kemudian tumbuh mekar. Sama seperti perjalanan hidup kita. Pola pikir yang telah usang, diganti dengan yang lebih memberi manfaat bagi banyak orang. Pandangan-pandangan yang sempit diperluas agar memberi kenyamanan bagi yang lain. Teori-teori lama digantikan dengan yang lebih bijaksana. Semuanya berubah seiring dengan peningkatan kedewasaan kita semua. Berubah untuk menjadi lebih baik.
Mudah-mudahan catatan kecil ini memberikan satu bentuk motivasi yang baru. Selamat Idul Adha 1430 Hijriyah, bagi yang merayakan, semoga kita semua senantiasa berkorban seperti pengorbanan sebatang pohon.
Surabaya, 27 Nopember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
loe msh d Sby y, tp g prnh k kmpus y
BalasHapusaq kan kangen ma km
trnyata seneng banget y saat keinginan kita di turuti
BalasHapuskmrn aq bilang ke Roni kalo rambutnya terlalu panjang n kelihatan agak berantakan
trus besoknya dy langsung potong rambut, jd keliatan tambah cakep lg
senangnya hatiku Dha...
ngomong2 soal global warming, tolong sebarin di facebook dong untuk "save our earth from global warming"
BalasHapusorang2 katanya takut kiamat, padahal salah satu penyebab kiamat juga kita2 sendiri kan
cari enak sendiri tanpa perhatiin lingkungan
pake tas kresek secara berlebihan, trus kalo sampah numpuk dibakar, pdhl asapnya jg banyak karbondioksidanya
atau pake AC g kira2, satu kelas bisa ada 2-3 AC, pdhl freonnya bs bwt ozon lubang
itulah manusia, yg pada dasarnya adl makhluk ter-egois di dunia
aq mau kritik dikit soal postingmu nih
BalasHapusjudulnya kan catatn kecil tentang sebatang pohon, tapi kesimpulannya koq pengorbanan sebatang pohon ya...
kalo kesimpulannya pengorbanan sebatang pohon menurutku ceritanya kayak gini deh...
ada seorang anak laki2 kecil yang senang bermain di sebuah pohon apel, pohon itu juga senang bermain dengan anak itu
seiring dengan berjalannya waktu anak itu tidak lagi bermain dengan pohonn itu, namun suatu hari dia datang dengan sedih, dan sang pohon sangat gembira, dia meminta anak itu untuk bermain bersamanya, namun si anak berkata,"aku tidak ingin bermain, aku perlu uang untuk membeli mainan baru". dan sang pohon berkata,"aku tidak punya uang, namun kau bisa mengambil semua buahku dan menjualnya sehingga kau dapat membeli apa yg kau mau", dan anak itu pun mengambil semua buah pohon dan pergi serta tak kembali lg
suatu hari anak kecil yg telah tumbuh menjadi pria dewasa kemballi pada pohon itu, sang pohon sangat gembira dan berkata,"bermainlah bersamaku", namun pria itu berkata,"aku terlalu tua untuk bermain, aku sekarang membutuhkan bahan untuk membuat rumah bagi keluargaku", katanya dg sedih
sang pohon pun berkata,"aku tidak punya rumah, namun kau dapat memotong ranting-rantingku dan membuat rumah bagi keluargamu". pria itu sangat senang dan dia pulang membawa seluruh ranting pohon itu
suatu hari lagi, pria itu telah tua dan kembali pada pohon tadi, sang pohon berkata,"akhirnya kau kembali lagi, kemarilah, bermain bersamaku lagi", namun pria tua itu kembali menolak," aku terlalu tua dan lelah, aq ingin bersantai dan aq sedang membutuhkan perahu untuk menyeberangi laut". kata pohon itu,"aku tidak punya perahu, namun kau dapat memotong batangku dan membuat perahu bagimu
pria tua itu sangat senang dan mendapat perahu yg diinginkannya
tahun berganti, waktu yang panjang tlah terlewati
hari itu datang kembali, si anak kecil yg telah tua renta kembali ke pohon dimana dulu dia senang bermain, sang pohon pun berkata,"apalagi yg kau inginkan dariku, aku sudah tidak berbuah, rantingku sudah tidak ada, dan batangku pun telah lenyap, yang tinggal hanya akarku yang telah tua dan mati, tak ada lagi yg dapat kuberikan padamu".
kata sang anak,"aku tidak punya gigi untuk makan buah, dan tidak bisa lagi memanjat ranting, yang kuperlukan hanyalah tempat untuk duduk dan beristirahat".
sang pohonpun berkata,"akarku tampaknya cocok sebagai tempatmu beristirahat, kemarilah dan duduklah pada akarku"
akhirnya sang pohonpun bisa bersama sang anak, keinginan yang dirindukannya selama bertahun-tahun lalu
ngomong2 soal Perjalanan Hati, dah sampe mana perjalananmu
BalasHapusOk Ti, makasi atas masukannya. Mudah2an bisa menjadi pembaik bagi tulisan2 selanjutnya. Sukses selalu ya dan terima kasih telah menyempatkan waktu membaca tulisan ringan ini!
BalasHapus