Kegiatan yang satu ini memang sering dipandang sebelah mata. Selain karena dianggap kegiatan yang tidak produktif, kegiatan ini juga sering dihubungkan dengan tingkat kemalasan seseorang. Tulisan ini dibuat bukan untuk mendukung hobi penulis, tapi untuk memberi wawasan bagi siapa saja yang masih menganggap buruk kegiatan tidur siang….
Tidur siang paling sedikit setengah jam atau lebih bagus lagi bisa satu jam, terbukti meningkatkan produktivitas kerja, kesiapsiagaan tubuh, dan memulihkan mood, seperti diungkap Survey National Sleep Foundation, Washington DC. Lebih 60% orang dewasa di Amerika tidak tidur siang dan mereka mengalami rasa mengantuk selama bekerja. Ongkos kehilangan produktivitas kerja yang harus dibayar akibat tidak tidur siang mencapai 18 milliar dolar AS setiap tahunnya. Berbeda dengan di kebanyakan negara di Eropa, Spanyol khususnya, mereka rata-rata menyisihkan waktu untuk tidur siang. Banyak toko tutup siang hari barang beberapa jam, sebagaimana di kota-kota kecil di Jawa Tengah. Dan ternyata ada manfaatnya. Studi yang dilakukan oleh Circadian Technologies of Lexington, Mass. AS, membuktikan hasil yang sama dalam hal manfaat tidur siang. Namun mereka menyayangkan lebih separo perusahaan di AS yang tidak setuju karyawannya memperoleh tidur siang, bahkan menegur, atau memecatnya. Studi Harvard membuktikan, dibanding pekerja yang diberi tidur siang sedikitnya setengah jam, para pekerja yang tidak tidur siang terbukti laju pekerjaannya lebih lamban dibanding yang mendapat tidur siang. Terlebih untuk jenis pekerjaan yang memerlukan konsentrasi. Mengingat secara teknis apalagi di Surabaya yang macet tak mungkin orang pulang dulu ke rumah hanya untuk tidur siang. Oleh karena itu, perlu dikondisikan agar semua karyawan bisa terlena sejenak di kantor. Asal tahu saja, Brian Wilson, si jenius kreatif yang berada di balik kesuksesan “The Beach Boys”, selama dua tahun, lebih banyak berada di tempat tidurnya. Pada masa itulah, pertengahan tahun 1960-an, ia mencapai puncak kejeniusannya, yang oleh fans-nya disebut sebagai “periode tidur” Wilson (Spagiari, 2004).
Mereka yang tidur siang selama setengah jam minimal tiga kali seminggu, lebih rendah 37% terkena serangan jantung atau masalah yang berkaitan dengan jantung. Menurut tim peneliti, tidur siang dapat mengurangi stres, dan stres yang dialami manusia umumnya berasal dari pekerjaan. Menurut Kepala Penelitian, Dr Dimitrios Trichopoulos, perempuan juga memetik manfaat yang sama dari tidur siang. Namun, dibandingkan dengan responden pria, hanya sedikit saja responden perempuan yang meninggal akibat penyakit jantung selama penelitian ini. Sebanyak 48 responden perempuan dalam riset ini meninggal dunia karena penyakit jantung, enam di antaranya karyawati. Para karyawan pria yang tidur sebentar di siang hari, rata-rata memiliki resiko 64% lebih rendah meninggal dunia dibandingkan dengan pria-pria yang tidak bekerja, yang hanya memiliki kemungkinan 36% lebih rendah. Bandingkan dengan 85 responden pria yang meninggal karena penyakit jantung selama penelitian. Sayangnya, banyak perusahaan yang menilai karyawannya yang tidur siang sebagai pemalas. Namun, tak sedikit pula perusahaan yang mengizinkan karyawannya tidur di sela waktu kerja, dan terbukti karyawannya tetap produktif. Manfaat tidur siang untuk kesehatan jantung juga dipaparkan ilmuwan Inggris yang tergabung East of England Development Agency (EEDA). Hasil riset menunjukkan manusia bisa bekerja lebih kreatif justru dengan menambah sedikit jam tidurnya pada waktu siang. Tidur siang sebentar yang dimaksud di sini, harus berkualitas bukan sekadar lamanya. Kualitas tidur ditentukan oleh kedalaman tidur tercapai. Orang cukup jeda tidur siang setengah jam jika sependek itu benar-benar penuh lelap tertidur. Harus diakui bahwa tidur soal penting dalam kehidupan. Selama tidur semua fungsi organ tubuh cenderung melamban, pada saat itu sel dan jaringan yang aus dan rusak dipulihkan. Buat bisa mencapai panjang umur, durasi tidur harian seseorang ikut menentukan. Tubuh memerlukan kecukupan waktu tidur. Penelitian itu menyebutkan sekitar 30% orang bisa mendapatkan ide-ide terbaiknya setelah tidur siang sebentar, sedangkan mereka yang bisa mendapatkan ide cemerlang di balik meja hanya 11% saja. Bagi yang tidak terbiasa memejamkan mata dan terlelap siang bolong, mulailah dengan tidur terlentang dan ciptakan suasana senyaman mungkin. Tiap orang mempunyai kebiasaan ‘persiapan’ tidur yang berlainan, barangkali memeluk guling, berselimut atau mendengarkan musik lembut dan mengisi perut terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa, umumnya akan lebih mudah memejamkan mata dan langsung pulas. Hal penting yang harus dipersiapkan selepas tidur siang, apalagi jika dilakukan disela-sela pekerjaan rutin adalah apa yang dinamakan Sleep anertia, yakni rasa grogi dan disorientasi. Cara untuk mengatasinya disarankan untuk berdiam beberapa menit, membasuh muka, minum air putih atau berjalan kaki. Selanjutnya bisa kembali bekerja dan rasakan khasiat dari terlelap 10-20 menit itu. Usahakan agar tidur siang tidak terganggu, sebab jika terpotong tiba-tiba, sama sekali tidak ada manfaatnya, pada sebagian orang justru menimbulkan rasa pening. Perlu diingat pula bahwa tidur siang tidak dianjurkan melebihi 30 menit karena akan mengarah ke fase yang sangat lelap yang akibatnya akan mempersulit tidur malam (Roza, 2008).
Jadi, raih gulingmu, pejamkan mata, dan saatnya kita tidur siang…zzzzZZZ!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar