
Mataku terpaksa memandangi sederetan pohon yang tumbuh di tepi jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, ketika sedang melaju dengan sepeda motor. Terpaksa karena hanya itu pemandangan yang cukup membuatku merasa damai di tengah hiruk-pikuk keramaian kota metropolis. Sebenarnya, tidak terlalu banyak juga pohon yang tumbuh, tapi cukuplah untuk sekedar memberikan asupan oksigen yang berarti bagi paru-paruku. Masih bisa bernapas sampai sekarang adalah anugerah yang sangat luar biasa.
Di musim hujan seperti ini, kehadiran pohon sangat berarti sebagai penyerap air hujan yang sampai ke tanah, sehingga diharapkan tidak ada kelebihan air yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Kemampuannya mengolah karbondioksida menjadi oksigen dapat memberikan manfaat berarti bagi makhluk hidup lain. Kelebihan gas karbondioksida ini dapat memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan karena dapat menimbulkan pemanasan global (global warming). Itulah sebagian manfaat dari kehadiran pohon bagi kehidupan makhluk. Pohon, yang kita lihat diam, tanpa ekspresi, dan tenang, memberikan satu manfaat besar bagi kita. Tidak ada kesombongan, yang ada adalah keikhlasan memberi. Ketenangan pohon ini memberikan aku inspirasi. Ada kalanya ketika kita harus diam, tak berbicara, namun tetap memberikan manfaat yang berharga bagi orang lain. Ini patut kita tiru agar pintu keikhlasan berkorban dalam hati terbuka secara perlahan.
Pertumbuhan sebatang pohon mengikuti cahaya matahari, namun akarnya menyusuri tanah yang dalam. Tumbuh mengikuti cahaya, namun akarnya kuat mencengkeram bumi. Seperti itulah kita seharusnya. Menimba ilmu mengikuti cahaya-cahaya kebenaran, namun tidak serta-merta melupakan asal-usul kita, suatu tempat awal dimana kita tumbuh. Kekokohan sebatang pohon dapat terlihat dari ketinggian pohon itu dan kedalaman akar yang menyangga tubuhnya. Dalam pertumbuhan sebatang pohon, ada kalanya ranting-ranting tua patah dan tergantikan ranting-ranting baru. Daun-daun yang telah layu menggugurkan dirinya dan diganti daun-daun yang lebih segar, kemudian tumbuh mekar. Sama seperti perjalanan hidup kita. Pola pikir yang telah usang, diganti dengan yang lebih memberi manfaat bagi banyak orang. Pandangan-pandangan yang sempit diperluas agar memberi kenyamanan bagi yang lain. Teori-teori lama digantikan dengan yang lebih bijaksana. Semuanya berubah seiring dengan peningkatan kedewasaan kita semua. Berubah untuk menjadi lebih baik.
Mudah-mudahan catatan kecil ini memberikan satu bentuk motivasi yang baru. Selamat Idul Adha 1430 Hijriyah, bagi yang merayakan, semoga kita semua senantiasa berkorban seperti pengorbanan sebatang pohon.
Surabaya, 27 Nopember 2009