Selasa, 08 Mei 2012

Spirit of Kangen


Kita pasti pernah mengalami jenis perasaan ini. Kangen. Suatu perasaan yang muncul dari diri kita terhadap suatu hal/aktivitas/peristiwa/orang yang kita sukai atau cintai, namun lama tidak dilakukan atau dijumpai, sehingga muncul keinginan untuk melakukan atau berjumpa dengannya. Sangat manusiawi. Kalau cinta adalah sebuah pohon, kangen adalah salah satu rantingnya..(“,).

Kangen itu sebuah rasa, berarti juga sebuah energi, dan itu pastinya tak kasatmata. Namun, bukan berarti tidak bisa dideteksi. Karena sifatnya energi, berarti bisa berubah dari satu bentuk ke bentuknya yang lain. Bongkahan energi kangen di dalam hati itu biasanya bisa mencair dan mengalir melalui tatapan mata, nada suara, raut wajah, tetesan air mata, tulisan, lukisan, puisi, dan status facebook. Untuk yang terakhir, tidak usah dijelaskan lagi, itu sangat mudah dipahami. Terakhir aku lihat ada status dengan kata-kata: “KangeuNnd beud sm...”

Omong-omong tentang facebook, media jejaring sosial memiliki pengaruh cukup besar terhadap degradasi rasa kangen. Dengan adanya media ini, seseorang bisa berinteraksi dengan orang lain setiap saat. Tidak peduli perbedaan waktu atau perbedaan ruang. Ruang disini maksudnya adalah daerah atau wilayah, bukan alam. Karena aku sendiri belum pernah melihat ada seseorang yang sedang chat dengan temannya yang berbeda alam, yang satu di alam nyata, satunya lagi di alam gaib...hehe. Walaupun sifatnya pertemuan di dunia ‘maya’, namun aktivitas melalui media jejaring sosial ini cukup efektif untuk mengobati kangen, karena bukan saja kita bisa saling menyapa melalui kata-kata, kita juga bisa saling bertatap muka melalui layar kaca. Pada akhirnya, rasa kangen tereduksi, walaupun tidak menghilangkan.

Dulu, sebelum media jejaring sosial semarak sekarang, hp, laptop, dan bb seheboh sekarang, tidak mudah berinteraksi dengan keluarga atau sahabat yang berbeda lokasi tempat tinggal. Seringkali muncul rasa kangen yang semakin hari semakin besar. Semakin jauh lokasinya, semakin besar potensi kangennya. Dan bila ada kesempatan untuk bertemu, saat alat transportasi belum sebanyak dan sevariatif sekarang, biasanya butuh perjuangan yang cukup berat untuk menempuh jarak tertentu. Oleh karenanya, persiapan harus benar-benar matang, mulai dari persiapan fisik, pakaian yang akan dibawa, obat-obatan, hasil kebun, sejumlah uang, oleh-oleh untuk Mbah, Tante, Om, Ponakan, Tetangga, Pembantu. Saking matangnya, berat barang yang dibawa seringkali sama dengan berat pembawa barang. Atau mungkin juga lebih. Darimana datangnya kekuatan itu? Ya dari dalam diri, ini yang aku sebut sebagai spirit of kangen!

Sekarang? Sudah sangat jarang aku lihat fenomena seperti itu di kota-kota, baik yang masih berkembang, maupun yang besar. Facebook ada, twitter siap, HP tersedia, BB parkir di saku. Nanya kabar? Tinggal nge-wall, tweet, sms-an, bbm-an. Mau mengunjungi lokasi? Ada bus, travel, taxi, pesawat terbang, dll. Pesawat terbang sekarang sudah bukan alat transportasi orang kelas eksekutif yang terkenal dengan tarif mahal. Banyak pembantu dari Indonesia yang mampu berangkat-pulang naik pesawat, bukan hanya perjalanan dalam negeri, tapi juga ke luar negeri...untuk jadi TKI dan TKW..hehe. Bahkan, ramainya bandara sekarang hampir mirip dengan ramainya terminal. Dan saking seringnya bandara dikunjungi, bandara sudah dianggap sebagai rumah sendiri, sehingga ada saja yang tidur di kursi dan lantai. Dan yang jelas, tidak terlalu perlu membawa banyak barang seperti hasil kebun. Sudah begitu banyak retail, minimarket, swalayan, dan supermarket yang menjual barang serupa. Di jaman sekarang “sepertinya” segala sesuatu tampak mudah, tampak cepat, tampak “simple”, tampak banyak pilihan. Tidak perlu berjuang “sekeras” dulu. Banyak pilihan hadir dekat sekali di depan mata kita. Saking dekat dan banyaknya, sampai-sampai memunculkan keadaan hati model baru. Orang-orang menyebutnya dengan kondisi ‘galau’. Suatu kondisi hati yang sukses menggeser rasa kangen. Menghilang seluruhnya? Tentu tidak, ada beberapa yang entah menguap kemana..

Perkembangan teknologi dan perubahan jaman yang mengakibatkan perubahan paradigma, perubahan pergerakan sosial, dan perubahan gaya hidup mengambil andil yang penting terhadap perubahan perasaan, lebih tepatnya lagi perubahan cara kita merasa. Rasa kangen yang dulu seringkali membuncah ketika bertemu dengan seseorang yang sudah lama sekali berpisah mulai mengalir dengan tenang saja. Teknologi membuat banyak hal yang dulunya luar biasa, kini tampak datar-datar saja. Namun, sebagaimanapun kecanggihannya tidak akan mampu menghilangkan seluruh rasa kangen dalam diri kita. Rasa kangen akan masa-masa lalu, rasa kangen akan rasa makanan yang dibuat oleh tangan seseorang, rasa kangen akan belaian dan pelukan hangat orang tua yang dulu sering kita terima, senyum itu, canda itu, lelucon-lelucon itu, kegoblokan-kegoblokan itu, kasih sayang itu. Sebuah rasa yang tidak boleh kehilangan spirit-nya, tidak boleh dibiarkan dikikis jaman, agar dunia tampak penuh dengan warna. Dan salah satu parameter terhadap makna keberadaan kita di dunia ini adalah besarnya rasa kangen orang lain kepada kita. Karena cinta tanpa rasa kangen, seperti pohon yang kehilangan satu rantingnya....

Surabaya, 8 Mei 2012
Gambar diambil dari: http://freeimagesarchive.com/img12925.search.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar