Jumat, 11 April 2014

Cerita atau Ceritera

Teman sekelas saya pernah bertanya kepada guru sastra indonesia, "Pak, mana kata yang benar, cerita atau ceritera?" Saya yang kebetulan duduk tidak jauh dari teman saya itu agak kaget mendengar pertanyaannya. Pertanyaan sederhana seperti itu sih bisa saya jawab, tidak perlu nanya guru segala. Itu gampil. Untuk ukuran anak kelas 2 SMA, saya tidak butuh waktu lama menjawabnya. Tapi, pertanyaan itu sudah terlanjur terlontar, tinggal mendengar jawaban guru kami saja.

Dan ini yang menarik, jawaban pak guru ternyata tidak sama dengan apa yang ada di pikiran saya. Itu yang membuat jawaban ini masih saya ingat sampai sekarang. Jawabannya betul-betul menghancurkan tembok keangkuhan yang saya bangun dengan banyak teori buku. Dengan santainya pak guru menjawab, "Kata apapun yang kamu pakai itu benar adanya. Ketika kamu memutuskan menggunakan kata cerita, gunakan kata itu secara konsisten pada seluruh karanganmu. Begitu juga ketika kamu memutuskan menggunakan kata ceritera. Pada akhirnya, pembaca bisa melihat konsistensi dari tulisanmu."

Jawaban pak guru ketika itu memang belum saya pahami secara utuh, namun seiring berjalannya waktu, saya semakin bisa melengkapi makna yang terkandung dalam jawaban beliau. Jawaban pak guru melampaui dualitas benar-salah, dan itu tidak mudah diterima oleh keangkuhan saya ketika itu, yang saklek memandang sesuatu, bahwa yang ini salah, yang itu benar. Akhirnya, saya semakin sadar juga, tidak semua orang yang membaca tulisan kita mengurusi hal remeh-temeh seperti baku atau tidaknya kata. Ada yang mampu melihat lebih dalam dari itu.

Bila kehidupan kita seperti sebuah cerita yang kita karang sendiri, maukah kita berlama-lama mengurusi kata-kata baku dan tidak baku, ketimbang menikmati membaca tulisan kita sendiri dan melihat konsistensinya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar