Jumat, 11 April 2014

Tuuuttt...Kentuuuuttt

Kalau saya kentut, dan berkesempatan mencium aromanya, memang bau, tapi it's ok. Masih bisa dimaklumi, namanya juga kentut sendiri. Mungkin hampir tidak pernah saya menutup hidung saya sendiri beberapa saat setelah saya kentut. Tapi kalau ada orang lain yang kentut, belum aja mencium aromanya, biasanya saya sudah menutup hidung dan menjauh dari tempat itu. Itu tindakan awal. Tindakan selanjutnya adalah mengumpat orang yang kentut.

Ini kan sama saja dengan mengatakan lebih mudah mengumpat kentut (kesalahan) orang lain dibandingkan kentut (kesalahan) saya sendiri. Saya punya toleransi terhadap kentut sendiri dan sialnya itu tidak berlaku bagi kentut orang lain. Padahal, seandainya mau dikompetisikan dengan jujur, bisa jadi aroma kentut saya lebih busuk dari orang lain. Ini juga mungkin sama dengan mengatakan lebih mudah menasehati orang lain dibandingkan menasehati diri sendiri, lebih mudah menilai orang lain dibanding menilai diri sendiri.

Oiya, satu lagi...berdasarkan pengalaman..aroma kentut yang hening, namun "panjang"..lebih bau dibandingkan dengan aroma kentut yang meletup keras, tapi "pendek". Silakan ditafsirkan sendiri aja ya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar