Jumat, 11 April 2014

Mengapa Harus Saya?

Bila disuruh jujur, ada bagian diri saya yang tidak menyukai kegagalan, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Bagian diri yang kemudian meratap dan mempertanyakan sesuatu yang tidak membutuhkan jawaban, "Mengapa harus saya? Mengapa saat ini? Mengapa dengan cara seperti ini?"

Namun, bagian diri itu tidak sendirian. Ada bagian diri lain yang menemaninya sambil berkata, "Kegagalan itu adalah sebuah proses belajar untuk bertumbuh menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Kegagalan sangat mahal harganya karena berisi banyak pelajaran. Kesuksesan atau keberhasilan itu memiliki makna justru karena ada kegagalan. Sesuatu disebut gagal karena ada acuan yang disebut berhasil. Begitu juga sebaliknya. Dua hal yang berlawanan hadir untuk saling menguatkan makna satu sama lain."

Dan kehidupan pun, dengan adilnya, tidak selalu mempertemukan saya dengan kegagalan. Seringkali saya juga berjumpa dengan keberhasilan dan kesuksesan yang menyuguhkan rasa gembira. Namun, dalam kegembiraan itu, saya kadang mulai berlaku tidak adil. Hampir tidak pernah, dalam momen-momen seperti itu, ada bagian diri saya yang bertanya, "Mengapa harus saya? Mengapa saat ini? Mengapa dengan cara seperti ini?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar