Selasa, 24 November 2009

Life is only life..


Seringkali aku bertanya untuk apa aku hidup di dunia ini. Tidak jarang juga aku menuntut jawaban dari langit tentang apa sebenarnya makna kehidupan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, menurutku, adalah hal yang wajar terlantun dalam hati dan pikiran kita sebagai hamba-hamba-Nya yang sedang dimuliakan-Nya melalui kehidupan ini. Bahkan, mungkin merupakan hal yang wajib dipertanyakan agar kita tahu dimana tujuan akhir kita dan bagaimana memaknai kehidupan yang sedang kita jalani sekarang. Akan menjadi hal yang aneh bila kita menjalani sesuatu yang kita sendiri pun tidak tahu apa maknanya dan kemana akan berujung. Keanehan itu sendiri nantinya akan tumbuh sebagai bunga-bunga keraguan, kekhawatiran, ketakutan, dan keputusasaan dalam menjalani hidup. Lalu, masih adakah tempat bagi bunga kebahagiaan untuk tumbuh dan bersemi? Maka dari itu, mendefinisikan hidup kita adalah hal yang penting, setidaknya bagi kebahagiaan kita pribadi.
Hidup seringkali dipandang dari beragam sudut, sehingga menghadirkan beragam makna. Bagi penyuka olahraga renang, wajar saja bila mengatakan bahwa hidup seperti air yang mengalir. Bagi yang suka berkeliling dengan kereta, tidak salah bila memaknai hidup seperti putaran roda yang membawanya pada suatu tujuan. Bagi yang senang bermain peran, tidak dilarang untuk mendefinisikan hidup sebagai panggung sandiwara. Bagi sang pemimpi, hidup juga menyajikan banyak pilihan. Bagi penikmat jalan spiritual, hidup tampak indah karena dimaknai sebagai anugerah. Bagi para musisi, hidup tampak bernuansa penuh dengan nada. Penuh perbedaan, namun satu dalam makna. Hidup dijadikan suatu ladang subur ekspresi diri yang dapat menumbuhkan bunga-bunga kebahagiaan. Memang tidak setiap saat kita mampu memupuk bunga-bunga kebahagiaan itu. Ada kalanya musibah dan bencana sesekali datang menggoda. Namun, yakinlah bahwa orang yang berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, tetapi berusaha menjadikan setiap hal yang hadir dalam hidup menjadi yang terbaik.
Kita hadir dalam definisi yang beragam tentang hidup bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Seperti sebuah analogi, sulit memaksakan agar elang terbang bergerombol dan bebek bernyanyi sendirian. Biarlah elang terbang menyendiri mengitari cakrawala dan bebek bernyanyi riang bersama karena mereka "nyaman" dengan aktivitasnya masing-masing. Mereka sedang mengekspresikan diri masing-masing dengan caranya sendiri. Ketidakbahagiaan justru akan muncul ketika elang ingin berenang seperti bebek dan bebek ingin terbang setinggi elang. Ini yang dinamakan melampaui kodrat Ilahi. Kita memang bukan elang, apalagi bebek. Kita makhluk yang lebih baik karena mampu mengontrol ekspresi itu, sehingga tidak mengganggu yang lainnya dan secara bersama menjadi bermanfaat bagi sesama. Bermanfaatlah bagi sesama karena dengan itulah kita menjadi sebaik-baiknya diri kita, menjadi sebaik-baik ciptaan-Nya.
Marilah kita menjalani hidup ini dengan cara kita sendiri, dengan cara yang juga penuh toleransi, dengan cara yang melahirkan kebahagiaan, yang pada akhirnya tidak memberikan kita pilihan lain selain bersyukur kepada Penguasa Tertinggi. Kita memang tidak selalu bisa membahagiakan semua orang, namun kita bisa memulainya dengan membahagiakan diri kita sendiri.
Semoga bermanfaat. Thanks for your sms, Bu (Oka)...!

2 komentar:

  1. knp sih tiap kali baca posting-mu aq sll nangis

    BalasHapus
  2. adakah org yg g pengen bahagia Dha?
    adakah rasa sakit yang g ingin sembuh?
    adakah hdp yg g bermakna?
    aq mau tanya, bagaimana khdpn org yg kena AIDS, bagaimana khdpn org yg dah kena drugs
    mengapa semua org sll menyalahkan mreka yg g bs memaknai hdp dg baik, menganggap mreka org2 yg g punya tujuan hdp
    tnp mau mempertanyakan asal mula dari semua itu

    aq bisa ngerti knp ad org yg milih OD tuk ngakhiri hdpnya
    yg g bisa aq ngerti adl org2 yg menghakimi n menuduh bahwa mreka adl org2 bodoh yg g bs menghargai hdp, tanpa mau berusaha mengubah keadaan org2 yg mreka anggap bodoh itu

    mana sih yg lebih bodoh???

    BalasHapus