Selasa, 10 November 2009

Valentino Rossi dan Werner Heisenberg..


Bagi para pecinta MotoGP, Valentino Rossi bukanlah nama yang asing. Kemenangannya pada ajang MotoGP 2009 mengakibatkan namanya semakin dielu-elukan. The Doctor, sebutan untuk Valentino Rossi, telah memantapkan dirinya meraih gelar juara dunia MotoGP ke 9 dan menjadikannya sebagai lawan yang sulit untuk dikalahkan. Kecepatan motor yang sangat mengagumkan dan kelihaiannya menyalip lawan di tikungan menjadikannya sosok pembalap yang luar biasa. Selamat Bro..!
Di sisi lain, para fotografer yang berada di pinggir arena balap berusaha semaksimal mungkin untuk mengabadikan berbagai posisi para pembalap yang sedang berlaga. Itu bukan perkerjaan mudah. Selain membutuhkan kamera yang berkualitas tinggi, dibutuhkan juga keahlian khusus untuk mengambil gambar yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi. Cara yang paling sederhana adalah dengan mengambil sederet jepretan (snapshots) ketika objek (para pembalap) mulai mendekati daerah jangkauan cahaya kamera. Agar dapat hasil yang memuaskan, para fotografer biasanya memilih posisi di dekat tikungan. Hasil foto-foto tersebut, kemudian diseleksi dan dipilih yang terbaik.
Dalam bekerja, para fotografer harus berfokus pada posisi para pembalap, bukan pada kecepatan motor para pembalap tersebut. Akan sangat menyulitkan apabila seorang fotografer harus menafsirkan kecepatan motor pembalap ketika difoto pada posisi tertentu. Sudah ada tim lain yang memantau kecepatan para pembalap tersebut, termasuk pembalap yang bersangkutan. Artinya, pengukuran posisi dan kecepatan suatu objek tidak dapat dilakukan secara tepat satu sama lain pada waktu bersamaan, Semakin tepat pengukuran terhadap posisi, maka akurasi pengukuran kecepatan akan menurun. Begitu pula sebaliknya. Hal ini telah diungkapkan Werner Heisenberg pada tahun 1927 dan dikenal sebagai prinsip ketakpastian (uncertainty principle).
Prinsip ini penting mengingat banyak sekali pergerakan di alam semesta. Bahkan, benda/materi yang tampak diam pun, tidak benar-benar diam. Elektron sebagai partikel elementer penyusun materi melakukan pergerakan secara terus-menerus mengelilingi inti atom. Semuanya bergerak, namun tak selalu tampak. Entah apa yang terjadi bila sedetik saja elektron itu diam, tidak mengelilingi inti.
Ada hal yang menarik dari prinsip ketakpastian ini. Hidup kita seringkali diisi oleh usaha pencapaian target yang membutuhkan kecepatan tertentu. Semua orang memiliki kecepatannya masing-masing tergantung target yang ingin dicapai, waktu yang disediakan, dan tenaga yang dimiliki. Ada yang terbiasa dengan kecepatan tinggi, ada pula yang santai dengan kecepatan yang lebih rendah. Semuanya mendapatkan hasil masing-masing. Kecepatan itu penting, tetapi posisi juga menentukan. Agar posisi tampak jelas, kurangi sedikit kecepatan itu. Lihat dimana kita berdiri sekarang, sehingga mampu menerapkan strategi-strategi yang jitu untuk pergerakan lebih lanjut. Mungkin ada benarnya seseorang yang mengatakan bahwa hidup itu dapat dipahami bila kita melihat ke belakang dan dapat dijalani bila kita melihat ke depan. Kita membutuhkan posisi untuk melihat dan menafsirkan kedua dimensi tersebut dengan cara mengurangi kecepatan pergerakan pencapaian target dalam hidup. Namun, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk diam dan terus bersantai. Bergeraklah untuk kemajuan diri, Bangsa, dan Negara. Selamat Hari Pahlawan!

1 komentar: