Minggu, 17 Januari 2010

Dilarang atau Terimakasih


Sewaktu kanak-kanak, seringkali aku dilarang untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya ingin sekali aku lakukan. Larangan itu biasanya datang dari ibunda, ayahnda, kakek-nenek, om-tante, guru-guru, dan teman-teman akrab. Larangan mereka mungkin merupakan perwujudan rasa sayang, namun satu hal yang selalu tertanam dalam otak sebagian anak kecil adalah "Semakin Dilarang, Semakin Penasaran." Larangan pertama mungkin bisa menghentikan langkahku karena tidak jarang disertai dengan bentakan dan munculnya dua jari tangan kanan berbentuk capit yang siap menjewer telingaku. Namun, hal ini tidak begitu ampuh untuk menghentikan langkah selanjutnya. Bila langkah selanjutnya tidak berhasil juga, dengan terpaksa aku mengeluarkan jurus andalan terakhir, yaitu menangis sekeras-kerasnya agar seluruh orang disekelilingku iba dan prihatin. Syukur-syukur kalau ada seorang ibu yang tiba-tiba menghampiri sambil membawakan sebatang coklat agar aku berhenti menangis. Itulah anak kecil. Seringkali tindakannya hanya untuk mendapat perhatian orang lain agar keinginannya terpenuhi.

Terkadang sulit bagi kita, sewaktu kanak-kanak, memahami maksud orang dewasa melarang kita melakukan aktivitas tertentu. Selalu ada satu pertanyaan mendasar dalam hati, "Kenapa hal tersebut dilarang?" Walaupun sudah ada alasan, tetap saja aku belum menemukan korelasi yang tepat antara nasi yang masih tersisa di atas piring dengan kematian seekor ayam. Aku juga belum pernah menemukan pohon yang tumbuh dalam perut seorang anak karena sebelumnya menelan sebutir biji jeruk. Aku rasa, lidahku tidak memanjang setelah aku mengumpat atau berbohong. Dan aku masih penasaran, kapan tangan kanan kita ini diberi predikat tangan manis.

Pernah suatu ketika aku menghadiri sebuah acara pelatihan sumber daya manusia. Ketika istirahat, pada layar proyektor tertulis begitu anggunnya sebuah larangan: "Terimakasih karena Anda tidak Mengaktifkan Handphone." Seketika itu juga, aku langsung mamatikan handphone yang berada di kantong celana. Itu adalah sebuah peringatan yang berisi larangan untuk mengaktifkan handphone, tapi ditulis dengan energi yang sangat positif. Rasanya tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal yang diperintahkan. Ada kesejukan dalam hati. Seandainya semua larangan ditulis atau disampaikan dengan cara demikian, aku yakin akan mampu mengurangi peluang dilakukannya tindakan-tindakan yang menyimpang dari yang diperingatkan. Bagiku, ada dua kata yang memiliki energi positif sangat tinggi, yaitu "cinta" dan "terimakasih". Kedua kata positif ini mampu memberikan kedamaian, bukan saja untuk diri sendiri, tapi juga semua orang di dunia ini.

Seiring berjalannya waktu, kita semakin tahu tentang dikotomi benar-salah, baik-buruk, pantas-tidak pantas, tetapi semakin enggan untuk mempertanyakan alasan dibalik kebenaran dan kesalahan itu. Banyak orang tahu sesuatu itu salah atau benar, pantas atau tidak untuk dilakukan, tetapi tidak mengerti mengapa bisa demikian. Kitab suci menuliskan begitu, orang banyak berpendapat sama, dan aku malas harus berbeda dari yang lain adalah alasan-alasan klise. Bukannya ingin mengajarkan bagaimana menyimpang dari ajaran agama, norma, atau aturan yang sudah ada, hanya ingin berbagi bahwa kreativitas itu muncul bukan karena kita selalu mengikuti kebiasaan-kebiasaan umum. Kita tidak akan menjadi orang yang khusus bila selalu menggunakan cara-cara umum. Jangan pernah takut berbeda karena yakinlah yang terbaik itu pasti berbeda. Bebaskan pikiran kita untuk bereksplorasi dengan hal-hal baru. Jangan kurung pikiran itu dengan keengganan melakukan sesuatu karena takut berbuat salah. Dan tetaplah jadi diri sendiri. Hiduplah dengan standar-standar kebahagiaan yang kita tentukan sendiri, bukan yang ditentukan orang lain untuk kita. Kita mungkin sering melakukan kesalahan pada waktu mencoba sesuatu, tetapi itu lebih berharga dibandingkan kita tidak melakukan apapun. Pengalaman adalah guru segalanya. Pada akhirnya, kita akan menjadi pribadi yang unik, mempunyai gaya sendiri, lain dari yang lain, dan memiliki karakter yang kuat. Semoga bermanfaat.


17 Januari 2010, selsurya.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar