Jumat, 11 September 2009

Bertemu Perpisahan..


Akhir-akhir ini aku ingin sekali menulis tentang perpisahan. Mungkin karena sesaat lagi aku akan "berpisah" dengan beberapa orang yang selama 4 tahun ini menemaniku memasuki lorong-lorong waktu kehidupan dalam suka dan duka (baca : C23)

Banyak orang yang takut berpisah, tidak sedikit pula yang memang mengharapkannya, dan sisanya tidak terlalu ambil pusing dengan momen ini. Semua reaksi itu tentu saja tergantung kualitas pertemuan yang terjadi dan momen-momen yang terjalin setelahnya. Ada pertemuan yang begitu indahnya, sampai pada akhirnya berujung pada air mata dan lambaian tangan yang lembut. Ada juga yang begitu buruknya, sampai pada akhirnya berujung pada satu napas kelegaan disertai sebuah kalimat, "syukur deh aku nggak ketemu lagi!". Itulah hidup, selalu ada dua sisi yang begitu sulit untuk dipisahkan. Ada suka dan duka, ada gelap yang berganti terang, dan ada awal yang berujung akhir. Bertumpu pada dualitas ini, Kahlil Gibran pernah menulis, "tatkala kita bercengkrama dengan kebahagiaan di ruang tamu, kesedihan sedang menunggu di tempat tidur".
Terlepas dari kebahagiaan dan kesedihan, selalu ada alasan kenapa kita dipertemukan dalam satu ruang dan satu waktu, dan perpisahan menjadi satu momen penyadaran bahwa begitu indahnya memberi dalam hidup. Hal yang begitu menyedihkan adalah apabila kita berada pada satu titik perpisahan dan sadar dengan sepenuhnya bahwa waktu begitu cepat berlalu tanpa kita pernah memberikan sesuatu yang berarti selama momen-momen pertemuan. Kepala Sekolah Laskar Pelangi pun selalu berujar bahwa hidup itu untuk memberi sebanyak-banyaknya. Tidak harus dengan harta, cinta pun bisa (pasti udah ada yang mulai pusing, mual, dan pasti ada yang tersenyum kecil (",)).
Pertemuanlah yang menyebabkan perpisahan. Seandainya kita tidak pernah bertemu, pasti kita tidak akan berpisah. Jadi, yang patut disalahkan untuk setiap butir air mata yang kita keluarkan saat berpisah adalah pertemuan. Dan ini akan menjadi unik ketika 2 orang yang baru pertama kali bertemu saling menangis satu sama lain, karena menyadari akan adanya perpisahan, sambil berjabat tangan dan mengucapkan namanya masing-masing (kalo belum ketawa, baca ulang lagi!).
Dan sebagai penutup tulisan ini, aku ingin berpesan; jika matahari adalah kebahagiaan dan hujan adalah kesedihan, maka kita membutuhkan keduanya untuk dapat melihat indahnya pelangi. Anggaplah pertemuan dan perpisahan layaknya 2 insan yang saling mencintai dan melahirkan seorang anak yang diberi nama kenangan indah.
NB: Terima kasih atas semua kenangan indah yang terlahir dari pertemuan dan perpisahan kita, Chemistry 23.

Keputih, 10.30 WITS
selsurya.blogspot.com

2 komentar:

  1. artikelmu jahat
    bwt aq sedih nih

    BalasHapus
  2. 29092009
    lab komp.lt.4 Gd.K
    12.02 p.m.
    huawaaaaaaaa........
    Yudha jahat
    postingmu bwt aq nangis pdhl aq kn lg ngerjain RTA, pokoknya Yudha tanggung jawab nih
    hiks.....hiks....hiks....

    BalasHapus