Rabu, 29 Juni 2011

Bukan Hal yang Sama


Ada yang terlintas saat keheningan menyelimuti
Semilirnya angin yang kurasakan saat ini
mungkin takkan kurasakan lagi
Bintang malam yang bertahta di langit sana mungkin
tak dapat kulihat lagi pada titik yang sama esok hari
Aku memang tidak melihat bulan,
namun beberapa waktu yang lalu nampak bersinar
Esok hari, mungkin aku masih berjumpa matahari,
tapi dengan kehangatan yang berbeda
Mungkin juga masih mendengar kicauan burung,
namun burung yang berbeda
Bersyukur bila masih dianugerahkan nafas,
tapi pasti bukan udara yang sama,
yang kuhirup dan kuhembuskan di hari-hari sebelumnya


Aku melihat air, tapi bukan air yang sama
Merasakan hujan, tapi bukan hujan yang sama
Mendapati senyuman, tapi bukan senyuman yang sama
Berjabat tangan, tapi bukan jabat tangan yang sama
Berkeringat, tapi bukan keringat yang sama
Menangis, tapi bukan dengan air mata yang sama
Tertawa, tapi bukan tawa yang sama
Semuanya tidaklah sama, waktu membuatnya berbeda,
membuatnya berubah dengan setiap gilasan detiknya
Walaupun seakan-akan kulihat sama,
tapi atom berotasi, bergetar, bertranslasi, tidaklah diam,
bahkan quark-pun tidak mematung
Semesta bergerak, dan tidak pernah kudapati hal yang sama
setiap waktunya

Dan kini kudapati diriku yang telah begitu
mengabaikan hal ini
Menganggap akan mendapati hal yang sama esok hari,
Senyuman orang-orang yang sama,
dekapan yang sama, suara yang sama, tawa yang sama,
air mata yang sama, kehangatan yang sama, amarah yang sama,
udara yang sama, dan keheningan yang sama
Semuanya berubah..
Karena semuanya bergelantungan pada tiang waktu
Dan rasa syukur harusnya aku pahami dengan cara
memandang bahwa tidak akan pernah ada hal yang sama
yang kita temui, bahkan untuk satu detik kemudian.

Surabaya, 29 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar