Sabtu, 09 Juli 2011

Jangan Baca Tulisan Ini


Tulisan ini memang dibuat untuk tidak dibaca siapapun, baik itu siswa, mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja kantor, pengusaha, pejabat, atau siapapun yang melihat secara langsung judul tulisan ini. Oleh karena itu, judulnya langsung mengacu pada tujuan pembuatan tulisan ini.

Namun, ternyata aku harus kecewa karena judul tulisan ini tidak membuat rekan-rekan sekalian untuk tidak membaca isinya. Bukan hanya sekedar “mengklik” judulnya, tetapi juga membaca beberapa kalimat pembukanya. Walaupun aku tidak melihat rekan-rekan secara langsung, aku yakin ini terjadi. Ayo ngaku! He..he..he. Dan disinilah menariknya. Melalui tulisan ini, aku ingin membagi sesuatu tentang “kekuatan kata jangan” yang sebenarnya lebih cocok dijadikan judul tulisan ini, tapi tidak menjamin lebih banyak orang yang membaca..(“,)

Beberapa pakar komunikasi menyatakan bahwa pikiran kita tidak dapat memproses pikiran yang negatif. Tidak ada jaminan seorang anak kecil berhenti main di pasir ketika diberikan perintah “Jangan main di pasir!” Begitu juga, tidak ada yang bisa menjamin bahwa tulisan ini tidak akan dibaca orang hanya dengan memberikan judul “Jangan Baca Tulisan Ini.” Sebagian besar orang tidak senang diperintah, apalagi bila perintah itu digandengkan dengan kata-kata negatif seperti “Jangan” atau “Tidak Boleh.” Bagi anak kecil, perintah seperti itu seperti tantangan. Namun, bagi yang tidak merasa anak kecil, perintah seperti itu membuat penasaran. Kita adalah makhluk pembelajar dan selalu ingin tahu. Membuat penasaran adalah salah satu langkah awal untuk membuat seseorang, bahkan diri kita, belajar.

Terkait dengan pernyataan pakar komunikasi di atas, aku kurang sependapat. Sebenarnya pikiran kita juga memproses kata negatif seperti “Jangan”. Kevin Hogan, penulis buku The Psychology of Persuasion, mengatakan, “Pernyataan negatif pada umumnya menyebabkan orang LEBIH MENGINGAT atau MEMPROSES LEBIH CERMAT apa yang disampaikan. Hal itu tidak berarti orang akan melakukan cara lain. Pernyataan negatif hanya membuat suatu perintah/gagasan/permintaan LEBIH MUNGKIN DIINGAT.” Tambahan kata jangan dalam judul tulisan ini hanya membuat lebih mudah diingat, bukan menjadikan rekan-rekan bersedia membaca. Kata “Jangan” membuat seseorang MEMIKIRKAN sesuatu, tetapi belum tentu MELAKUKAN sesuatu yang dipikirkan. Sama dengan ketika aku mengatakan “Jangan memikirkan facebook!”, “Jangan keluar..di luar hujan!”, “Jangan merokok!”, dan secara ajaib, facebook, tetes-tetes air hujan, dan sebatang rokok masuk secara berurutan ke dalam pikiran.

Begitu powerfullnya sebuah kata “Jangan”, sehingga orang-orang pemasaran suatu produk seringkali membubuhkan kata ini dalam setiap iklan-iklan produknya. Ini hanya sebuah wawasan, silakan rekan-rekan menggunakannya dengan niat untuk memberi manfaat bagi orang lain. Bila ada yang memiliki wawasan lebih dari apa yang dijabarkan dalam tulisan ini, silakan memberikan komentarnya. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Selamat beraktifitas dan bermalam minggu. Sukses selalu untuk semua.

Surabaya, 9 Juli 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar