Sabtu, 24 April 2010

Serangan ke Sarangan


Kali ini aku dan beberapa teman memiliki kesempatan untuk mengunjungi salah satu kota di jawa timur yang memiliki pemandangan alam cukup memikat. Metode rapat yang kami pilih menggunakan jalur dunia maya, dan nampaknya cukup efektif saat ini mengingat berbedanya aktivitas dan tempat tinggal kami masing-masing. Inilah salah satu keuntungan adanya jejaring sosial di jaman sekarang ini. Bukan hanya membuat dunia lebih datar, tetapi bisa mempersatukan orang-orang yang tidak begitu pandai pelajaran geografi, namun senang jalan-jalan. Dan ini sangat terbukti, masih ada saja orang yang menyamakan Balongbendo dengan Madiun.

Rencana awal begitu sempurna. Ada empat belas makhluk yang akan ikut ambil bagian dalam perjalanan ini. Namun, arah angin nasib tidak pernah bisa kita perkirakan. Ada satu yang diterbangkan ke Kalimantan, ada yang dibawa ke toko obat, ada juga yang nyangkut di rapat pengurus organisasi, dan satu lagi singgah ke acara nikahan. Untuk acara yang terakhir ini, kami mohon maaf dengan sangat kepada yang bersangkutan. Mudah-mudahan senantiasa dianugerahkan kebahagian dalam menjalani bahtera rumah tangga. Dua bulan bukan waktu yang singkat untuk menunggu sampai datang tanggal 28 Maret 2010. Mudah-mudahan tidak kapok dengan kehadiran segerombol anak-anak yang menghabiskan lima durian di teras rumah.

Perjalanan dilakukan pagi sekali, yaitu pukul setengah 9. Dua mobil sewaan dan tentu saja dua orang supir telah siap di depan kost E22, Keputih, Surabaya. Kami bersepuluh tidak lupa berdoa sebelum berangkat. Doaku yang pertama adalah agar Gendut tidak tertawa terbahak-bahak di dalam mobil yang akan mengakibatkan mobil kehilangan keseimbangan dan itu berarti mengancam nyawa beberapa orang lain yang ada di dalamnya. Doaku yang kedua adalah agar Mas Boy tidak bertemu seseorang berseragam coklat, kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan sambil tertawa nyengir dan garuk-garuk kepala, “Belum bikin SIM, Pak!” Setelah doa selesai, kami pun pulang ke tempat masing-masing..(lho?), maksudnya langsung berangkat. Satu mobil BMW dan sebuah Mercedes Benz siap untuk meluncur. Namun, tentu saja bukan dua orang dari kami yang akan meluncurkannya hari ini. Kami cukup bahagia bisa ada di dalam avanza dan karimun estilo.

Baru kali ini perjalanan kami begitu “nyaman”. Biasanya harus berurusan dengan angin kencang yang terkadang membawa debu yang menabrak mata, sekarang harus terpaksa berurusan dengan AC yang bisa dikontrol intensitas dinginnya. Biasanya harus memakai masker agar polusi kendaraan tidak langsung menusuk hidung, sekarang aku malah lupa membawanya. Kepala biasanya masih harus dibebani benda bernama helm, sekarang rasanya tidak bisa lepas dari sandaran kursi yang empuk. Biasanya telinga dimanjakan dengan genjrengan gitar pengamen amatir, saat ini harus mulai terbiasa dengan nada-nada yang keluar dari radio dan MP3 player. Belum lagi kalo kita mampir ke pom bensin. Biasanya empat angka nol sudah cukup, sekarang harus ditambahkan satu angka nol lagi di belakang. Hidup cepat sekali berubah. Dan perubahan itu sangat kami nikmati. Sangat menyenangkan. Setidaknya selalu ada tangan yang akan membantu di kala kita kesusahan dan kelelahan.

Bersambung….

2 komentar:

  1. Nice travelling ya???
    I'm happy too after hearing this..
    :-)

    BalasHapus
  2. Makanya ikut kalo anak2 kost pada jalan2, jangan di kamar aja!!

    BalasHapus