Selasa, 25 Februari 2014

Semut-Semut Nakal


Semut-semut nakal adalah judul sebuah lagu yang sering saya dengar sewaktu SD dulu. Seperti lagu anak-anak lain, lagunya lucu dan berisi kegalauan anak kecil yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada para semut. Di jaman sekarang ini, justru lagu anak-anak sudah sangat langka. Anak-anak kecil jaman sekarang diperdengarkan lagu-lagu yang bernuansa cinta khas orang dewasa, lengkap dengan lika-likunya. Cintanya sih tidak salah...lika-likunya itu loh yang saya pikir tidak pantas bila sering didengarkan oleh anak-anak kecil. Tugas anak kecil ya bermain..bermain..bermain..belajar. Urusan cinta-cintaan nanti dulu.

Kembali ke urusan semut. Sore ini ada yang curhat sambil ngomel-ngomel. Kemarin malem dia membeli pizza. Makan di tempat. Sebelum pulang, tidak lupa memesan satu paket pizza yang ukurannya kecil untuk dibawa pulang dan dimakan esok paginya. Sampailah dia di rumah dan menaruh bungkus pizzanya di atas meja di dalam kamarnya. Malam harinya dibiarkannya pizza itu dan dia bergegas tidur.

Pagi harinya..langit begitu cerah..burung-burung bernyanyi riang. Pizza yang sudah disiapkan dari kemarin malam untuk disantap sebagai sarapan sudah lebih dahulu menjadi sarapannya para semut! Tidak terbendung lagi amarahnya. Diambilnya obat nyamuk semprot dan tidak beberapa lama tamatlah sudah riwayat para semut itu. Dan sekalipun para semut sudah meninggal, pizzanya sudah tidak bisa dimakan lagi, dan dia pun tetap emosi. Akhirnya banjirlah curhatannya:

"Sebel..sebel..sebel!! Pizza-ku dimakan semut. Aku udah beli dari tadi malem untuk sarapan, malah dimakan semut. Banyak banget semutnya. Langsung aku semprot mereka semua pake obat nyamuk! Mereka nyuri pizzaku!!"

"Oh..iya..iya..pasti sebel banget rasanya.Tapi pizza kan masih diproduksi..kita bisa beli lagi."

"Iya! Tapi sebel...semut-semut itu nyuri makananku!"

"Emang semut punya konsep 'mencuri'? Sepertinya dalam dunia semut gak ada konsep itu. Semut paling taunya cuma jalan ke suatu tempat..nyari makanan..kalo udah nemu ya mereka panggil temen-temennya untuk bantu ngangkat ke sarang. Mereka gak tau kalo tindakan mereka itu termasuk kategori mencuri dan merugikan orang lain."

"Oh iya ya...semut gak merasa mencuri ya?!"

"Iya, itu konsepmu aja tentang mereka. Jadi, sebenernya kamu marah terhadap konsepmu sendiri tentang semut. Semakin kamu nyalahin semut, semakin kamu berharap agar semut bisa mengubah sikapnya sesuai keinginanmu. Itu kan susah banget?! Lebih baik kamu yang mengubah sikapmu..menutup rapat makanan..meletakkan makanan di tempat yang sulit dijangkau semut, dll."

"Oke deh...lain kali aku taruh makanan di dalam toples. Aku punya banyak toples!"

"Nah gitu dong!"

"Tapi aku masih sebel!"

"Iya, gak apa-apa, gak ada larangan untuk sebel kok." :)

Kadang kita itu ya seperti itu, termasuk saya juga. Menyalahkan sesuatu berdasarkan kriteria-kriteria yang kita buat sendiri.Sebel-sebel sendiri. Marah-marah sendiri. Berharap sesuatu yang kita salahkan berubah, sedangkan kita tidak. Kalo mudah sih gak apa-apa, tapi kalo sulit?! Mengubah diri sendiri aja tidak gampang, apalagi orang lain, apalagi binatang, terlebih lagi semut! Kita harus menguasai bahasa semut untuk mengubah semut! Dan untuk menguasai bahasa semut, kita harus belajar, kan?! Kita yang harus bergerak, kan?! Kita yang harus berubah, kan?! Yang jelas, jangan belajar sama saya karena saya tidak menguasai bahasa semut..hahaha.

Pelajaran terpentingnya adalah: Setiap apapun kondisi mental kita, itu disebabkan oleh aturan yang kita buat sendiri, baik secara sadar maupun tidak. Kita menjadi marah karena aturan kita sendiri. Menjadi bahagia karena aturan kita sendiri. Menjadi galau karena aturan kita sendiri. Kadang kita gregetan untuk menyalahkan faktor luar yang bisa berupa orang lain, keadaan, cuaca, dll. Itu manusiawi saja. Mungkin dari kecil kita sama-sama pernah belajar "memukul" meja atau lantai atau tembok atau benda-benda lain yang kita "anggap" membuat kita terjatuh atau terluka. Dari sanalah awalnya kenapa kita mudah sekali menyalahkan sesuatu di luar diri kita daripada melakukan instrospeksi...hehe.

So, ini poinnya, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, ingatlah selalu untuk melihat ke "dalam" diri sendiri. Ini tentang aturan yang kita buat sendiri. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar