Kamis, 09 April 2015

Kita Tetaplah Anak-Anak

Berapapun usia kita, kita tetaplah anak dari orang tua kita. Kadangkala, mereka memperlakukan kita seperti anak-anak, padahal kita merasa diri kita sudah 'besar'. Tapi, kita memanglah anak mereka, dan setiap orang memiliki sisi kanak-kanak di dalam dirinya masing-masing. Tidak perduli apakah orang itu remaja ataukah sudah dewasa.
Banyak orang yang mungkin rindu diomeli ibu, diceramahi bapak, dibawelin mama, dijewer kupingnya sama papa, ditanya hal-hal sepele tiap beberapa jam, masih diingetin mandi walaupun sudah besar, diingetin sembahyang padahal lagi males-malesan, tapi tidak bisa mengulang momen itu kembali. Bersyukurlah kalau kita masih dikaruniai mereka hingga saat ini. Kita mungkin mengeluh ibu kita cerewet, tapi jutaan orang di luar sana mungkin saja ingin mendengar kembali suara ibu mereka ketika ngomel. Kita mungkin juga mengeluh dengan sikap ayah kita, tapi mungkin saja ada banyak orang yang rela melakukan apa saja untuk bertemu ayah mereka beberapa saat hanya untuk memohon maaf dan mengucapkan terimakasih.
Bagi orang tua kita, kita tetaplah anak-anak. Bersyukurlah kita masih diingatkan bahwa ada sisi kanak-kanak di dalam diri kita, karena dengan menyadari sisi itulah kita memiliki kesempatan untuk lebih berbahagia, sekalipun kita merasa diri kita sudah dewasa. Dan kedewasaan bagi saya bukanlah tentang penolakan terhadap sisi kanak-kanak di dalam diri, apalagi berusaha menghilangkan sisi itu, tapi kemampuan untuk menyadari dan memeluknya dengan lebih hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar