Kamis, 22 Oktober 2009

Semakin Dilupakan, Semakin Muncul..


Pernahkan teman-teman memiliki keinginan untuk melupakan sesuatu? Sesuatu tersebut bisa saja berupa hal, peristiwa, ataupun seseorang. Atau seberapa seringkah hal-hal yang ingin dilupakan tersebut muncul kembali dalam benak teman-teman sekalian? Cukup jawab kedua pertanyaan tersebut dalam hati saja, jangan berteriak..(please!) karena akan sangat mengganggu rekan di samping Anda yang sedang online juga...hehe.
Banyak diantara kita (termasuk penulis) sering merasa amat kesulitan untuk melupakan suatu peristiwa atau kejadian di masa lalu, entah itu berupa momen-momen indah bersama orang terkasih ataupun tragedi dan bencana yang mengguncang jiwa. Namun, disisi lain seringkali dengan tanpa bersalahnya kita melupakan nama teman yang baru beberapa detik saja berkenalan dengan kita, melupakan rumus luas bangun prisma tegak segitiga yang baru beberapa saat kita hapalkan, atau melupakan hutang-hutang finansial kita di masa lalu. Semuanya tidak terlepas dari kinerja otak kita.
Sesuatu menjadi sulit dilupakan seringkali karena sesuatu tersebut telah sukses menyentuh tidak hanya ranah logika, tetapi juga perasaan. Banyak orang mudah melupakan sesuatu karena tidak menyentuhkan sesuatu tersebut ke dalam emosinya. Tidak merasa begitu berminat atau tertarik terhadap sesuatu, sehingga menjadi sangat mudah untuk melupakannya. Banyak pasangan kekasih mengingat tanggal jadian mereka karena emosi kegembiraan mereka terlibat langsung dalam momen bersejarah itu. Namun, apa yang terjadi saat siswa SD kelas IV ditanyakan tentang tanggal kelahiran Raden Ajeng Kartini? Sebagian siswi antusias membuka buku sejarah mereka karena merasa naluri kewanitaan mereka terpanggil, dan sebagian lagi lupa dan acuh tak acuh karena menganggap peristiwa tersebut terjadi jauh hari sebelum mereka lahir. Hal ini membuktikan bahwa banyak diantara siswa SD tersebut yang tidak hadir saat kelahiran R.A. Kartini, sehingga emosi mereka pun menjadi tidak tersentuh..(lho?)
Banyak hal yang menyebabkan seseorang sulit melupakan suatu kejadian. Bisa karena kejadian tersebut terlalu pahit atau bisa juga karena terlalu manis untuk dilupakan (grup band Slank). Sebelum melupakan sesuatu, kita harus tahu objek yang akan dilupakan. Proses mencari tahu objek ini disebut dengan proses mengingat. Jadi, sebelum proses melupakan, terjadi proses mengingat. Inilah yang menyebabkan kita sulit melupakan. Lalu bagaimana caranya agar sesuatu itu bisa hilang dari ingatan? Bayangkan ada suatu lahan yang subur. Lahan tersebut ditumbuhi tanaman bunga matahari, namun ada satu tanaman lain yang tidak diharapkan kehadirannya. Proses melupakan sama halnya dengan mencabut paksa tanaman tersebut yang pada akhirnya menjadikan lahan rusak akibat pergerakan akarnya yang mendadak. Lantas bagaimana caranya agar tanah tidak rusak? Caranya yaitu dengan tidak merawat tanaman tersebut dan membiarkannya mati yang pada akhirnya menjadikannya pupuk bagi lahan.
Semuanya butuh waktu dan tentu saja melibatkan kesabaran. Itu semua dilakukan agar lahan/tanah tetap subur. Proses melupakan yang disertai dendam sama halnya dengan memberikan racun bagi tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya. Tanaman tersebut memang akan mati, namun lahannya pun akan rusak yang tidak jarang disertai kematian tanaman-tanaman lain yang diharapkan keberadaannya. Proses merawat bunga matahari dengan menyiram dan memberi pupuk sama halnya dengan memberi emosi-emosi positif yang datang dari lubuk hati, sehingga bunga matahari tetap mekar dan tumbuh dengan subur. Sebagai penutup, marilah kita rawat bersama hamparan lahan dimana seluruh bunga matahari mekar dengan indahnya.

1 komentar: