Senin, 24 November 2014

Berterimakasih kepada ATM

Saya menegurnya, kemudian menyodorkan sebuah kartu ATM dengan warna keemasan. Jelas sekali dia kaget, matanya melotot, leher dan bahunya menegang. Dengan cepat tangan kanannya mengambil kartu ATMnya dari tangan saya. Beberapa detik kemudian, akhirnya dia tersadar, kemudian mengucapkan, "Thank You." Saya mengangguk pelan, tersenyum kepadanya, kemudian pergi. Bahagia rasanya bisa menolong orang lain. Tubuh kita sepertinya memang didesign untuk berbahagia setelah membantu orang lain. 
Beberapa menit yang lalu memang ada suatu kejadian. "Tiiittt....tiiiittt....tiiittt...", suara sebuah ATM di samping saya berbunyi. Ternyata cewek bule yang baru saja keluar dari ruangan lupa untuk mengambil kartu ATMnya kembali. Dia nampaknya terburu-buru tadi. Setelah mengakhiri transaksi, saya ambil kartu ATM yang terlupakan itu. Saya mencari-cari kemana gerangan sang cewek bule. Ternyata cepat juga jalannya...hehe. Dia memasuki supermarket, kemudian saya menghampirinya.
Dia mengucapkan terimakasih. Saya pun demikian. Saya mengucapkan terimakasih kepada ATM yang telah mengeluarkan bunyi tertentu, sehingga saya tahu ada tindakan yang belum tuntas. Berterimakasih kepada telinga yang berfungsi dengan baik. Kepada mata, tangan, kaki, dan semua aparat tubuh yang telah membantu saya dalam memberikan ATM itu kepada pemiliknya  Hari yang indah selalu lahir dari hati yang bersyukur. Tidak harus menunggu ucapan terimakasih dari orang lain, ucapkanlah kepada diri kita sendiri. Minimal kepada udara yang masih lalu-lalang di hidung kita semua. Sudah berterimakasih hari ini??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar