Rabu, 27 Agustus 2008

Ahli Nujum

Gabungan kata “ahli” dan kata ”nujum” sebenarnya tidak memberikan arti yang begitu istimewa bagiku. Kata-kata itu hanya memberikan suatu deskripsi seseorang yang ahli meramalkan masa depan. Namun, bila kata-kata itu diucapkan oleh seorang dosen kimia analitik III pada mahasiswanya yang notabene bukan seorang peramal, maka kata-kata itu menjadi sangat berarti. Orang beruntung yang ”dikatakan” ahli nujum tersebut adalah 3 mahasiswa kimia ITS yang salah satunya adalah penulis....hehehe. Dua yang lainnya bernama Mushlik dan Dimas. Kejadian ini bermula ketika Pak Najib (dosen kimia analitik) memberikan tugas yang harus segera dikumpulkan pada hari itu juga selama jam perkuliahan kimia analitik III. Soal yang diberikan membuat hampir sebagian besar mahasiswa (termasuk penulis) mengerutkan kening, sehingga terbentuk gelombang transversal pada kedua alis kami. Batas waktu yang ditetapkan sebagai batas pengumpulan pun habis dan seluruh mahasiswa harus mengumpulkan penyelesaian tugas yang diberikan.

Ada satu keistimewaan setelah semua mahasiswa mengumpulkan hasil pekerjaanya. Ada 3 nama yang berhak memperbaiki jawaban atas soal yang diberikan karena jawaban mereka lain dibandingkan mahasiswa yang lain (baca : salah total). Ketiga makhluk tersebut sudah disebutkan di atas. Proses memperbaiki tidak membutuhkan waktu lama karena kami bertiga sudah mengetahui jawaban dari teman-teman yang lain. Hanya satu hal yang kami lupa untuk diperbaiki.....alasan atas jawaban itu.

Selang beberapa detik setelah Pak Najib membaca jawaban kami, beliau langsung mengatakan bahwa kami bertiga adalah ahli nujum!?!?!!?!

Banyak hal di dunia ini yang membutuhkan proses dalam pencapaian. Pencapaian itu berupa usaha yang cerdas teriring doa yang tulus. Banyak diantara kita yang mengabaikan faktor proses dalam pencapaian sesuatu. Banyak orang mengetahui tujuan yang hendak dicapai, namun memilih jalan/cara singkat dalam pencapaian. Pemilihan cara singkat itu tidak menjadi masalah asalkan cara itu sesuai dengan norma dan agama. Terlebih lagi cara tersebut haruslah berkorelasi terhadap tujuan yang ingin dicapai. Korelasi ini penting agar kita belajar bahwa segala sesuatu itu dicapai dengan usaha yang maksimal atau dengan kata lain ada ”harga” yang harus dibayar untuk suatu proses pencapaian. Suatu proses yang benar tentu akan menghasilkan sesuatu yang benar pula, sedangkan suatu hasil yang benar dengan proses yang salah inilah yang menyebabkan kami bertiga dijuluki ahli nujum...! Tidak ada proses pembelajaran yang didapatkan bila hanya mengacu pada hasil dan prestise, itupun yang kami rasakan bertiga. Proses pembelajaran tersebut penting untuk pematangan karakter dan menumbuhkan rasa percaya diri agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang lebih sulit lagi di masa depan. Proses menuju kemenangan itu lebih berharga dibandingkan kemenangan itu sendiri.....Semangat!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar